AS, Inggris, Perancis menyerang Suriah: Serangan udara berakhir

(VOVWORLD) - Ketua Gabungan Kepala Staf Tentara Amerika Serikat (AS), Sabtu pagi (14/4), memberitahukan bahwa serangan udara pertama di Suriah telah berakhir. Sekarang AS belum punya rencana untuk melakukan lagi serangan-serangan di Suriah.
  AS, Inggris, Perancis menyerang Suriah: Serangan udara berakhir - ảnh 1 Cahaya di langit Kota Damaskus setelah AS dan para sekutunya menyerang beberapa sasaran di Ibukota Suriah (Foto: AFP / VNA)

Jenderal Joseph Dunford memberitahukan bahwa AS telah menggunakan pesawat  berpilot dalam operasi serangan tersebut. Menurut dia, AS tidak memberitahukan lebih dulu kepada fihak Rusia sebelum memulai operasi ini. Akan tetapi, Washington telah menggunakan kanal-kanal untuk mengurangi ketegangan yang bersangkutan dengan masalah wilayah udara.

Pada Sabtu (14/4), ketika menyinggung operasi serangan yang dilakukan AS, Inggris dan Perancis terhadap Suriah, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia menuduh negara-negara Barat telah menyerang Ibukota satu negara yang berdaulat dan yang sedang berjuang untuk menentang terorisme selama bertahun-tahun ini. Menurut Kemlu Rusia, Ibukota Damaskus telah diserang pada saat Suriah sedang berpeluang menuju ke satu masa depan yang damai. Pada hari yang sama, Wakil Ketua Komisi Pertahanan Duma Negara (Majelis Rendah) Rusia, Yuri Shvytkin mengimbau kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa supaya mengadakan satu sidang darurat untuk mengutuk operasi militer yang dilakukan AS, Inggris dan Perancis di Suriah. Sementara itu, Duta Besar Rusia di AS, Anatoly Antonov menyatakan bahwa tindakan ini pasti akan menimbulkan banyak akibat yang di luar dugaan.

Pada Sabtu (14/4), Televisi Negara Suriah “SANA” mencela serangan udara yang dilakukuan pasukan koalisi AS-Inggris-Perancis terhadap negara ini dan menganggap ini sebagai satu “pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional”.

Pada hari yang sama, tentang keputusan bersama dengan AS dan Inggris ikut serta dalam intervensi militer di Suriah, Presiden Perancis, Emmanuel Macron memberitahukan bahwa semua serangan kimia di Suriah “tidak bisa ditenggang”. Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris, Theresa May telah melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Perancis, di antaranya dua pemimpin ini sepakat akan “bekerjasama erat” dalam langkah-langkah balasan yang bersangkutan dengan serangan kimia di Suriah.

Komentar

Yang lain