Ilustrasi (Foto: Danh Lam/VNA)

Dalam laporan tersebut, Asia House menilai prospek delapan perekonomian utama di Asia yaitu: Tiongkok, India, Jepang, Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Filipina, di antaranya menyatakan bahwa Vietnam dan Filipina akan menjadi dua negara yang mencapai prestasi menonjol pada tahun ini. Menurut laporan tersebut, Vietnam mempunyai lingkungan startup teknologi yang berkembang kuat dan telah melakukan investasi secara berarti pada kecerdasan buatan (AI) dengan Program transformasi digital untuk menduniakan perusahaan-perusahaan teknologi di dalam negeri.         

Laporan ini menilai Vietnam merupakan negara pelopor dalam proyek-proyek blockchain, akan terus memanfaatkan teknologi blockchain untuk meningkatkan efektivitas cabang logistik. Di samping itu juga mengajukan bahwa badan-badan usaha dalam negeri yang membuat produksi dengan persaingan global akan memperluas pola pertumbuhan di banyak bidang dan pasar tenaga kerja Vietnam yang kuat akan membantu pertumbuhan ini.         

Laporan Asia House memprakirakan bahwa pada tahun 2024, AI akan menetapkan kembali banyak bidang dari perekonomian Vietnam dan mendorong investasi asing ke bidang produksi, khususnya di pertanian. Di samping itu, berbagai kebijakan prioritas untuk memacu pemindahan ke perekonomian hijau akan menjadi faktor utama pada tahun ini dan bertahun-tahun selanjunya di Vietnam. Hal terus mendorong dan memperluas berbagai prioritas untuk menyerap dan mengalokasikan sumber daya keuangan hijau dengan partisipasi organisasi-organisasi keuangan di dalam negeri akan mendorong proses transformasi energi Vietnam dan membantu pembangunan kemampuan pulih menghadapi kejutan-kejutan iklim.