AS-RDRK terus mempertahankan dialog demi perdamaian

(VOVWORLD) - Meskipun tidak mencapai naskah mana pun yang ditandatangani di Pertemuan Puncak ke-2 Amerika Serikat (AS) - Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK) yang baru saja berlangsung di Kota Ha Noi, tetapi dua pihak menegaskan akan mempertahankan dialog pada waktu mendatang.

Presiden AS, Donald Trump memberitahukan bahwa dia telah “punya waktu yang bermanfaat” dengan Pemimpin Kim Jong-un dan suasana di akhir pertemuan ini “sangat baik, tidak ada orang yang pulang dengan kemarahan”. Menurut dia, visi denuklirisasi antara AS-RDRK sedang saling mendekat dan menekankan akan tidak menambah sanksi-sanksi baru terhadap RDRK. Ketika melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Republik Korea, Moon Jae-in dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe di atas perjalanan kembali ke Washington, Presiden Donald Trump menegaskan bahwa dia akan terus melakukan dialog dengan RDRK. Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Mike Pompeo menganggap bahwa ada dasar untuk percaya bahwa AS dan RDRK bisa maju ke depan, meskipun dua pihak masih ada banyak masalah yang harus dipecahkan untuk mencapai target denuklirisasi.

Sebelumnya, pada jumpa pers Kamis malam (28/2), di Kota Ha Noi, Menlu RDRK, Ri Yong Ho menegaskan bahwa jika dua pihak membina kerpercayaan di tingkat-tingkat, Pyong Yang akan bersedia menuju ke denuklirisasi. Kantor Berita Sentral Korea “KCNA” juga menegaskan bahwa pertemuan di Ha Noi, Ibu kota Viet Nam merupakan “satu peluang baik” bagi RDRK dan AS untuk memperbaiki hubungan dan memperkuat kepercayaan satu sama lain.

Sementara itu, opini umum internasional juga memberikan reaksi yang positif ketika menilai hasil Pertemuan Puncak AS-RDRK. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lu Kang, pada Kamis (28/2),  menganggap bahwa dua pihak telah bisa membuktikan ketulusan pada pertemuan ini. Tiongkok juga berharap supaya dialog dan hubungan antara AS dan RDRK bisa dilanjutkan. Istana Presiden Republik Korea sangat menyesal karena dua pihak tidak mencapai permufakatan, tetapi menilai bahwa dua pihak telah mencapai “kemajuan yang bermakna lebih dari pada yang sudah-sudah”.

Pada hari yang sama, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres telah menyambut baik Pertemuan Puncak antara Presiden Donald Trump dan Pemimpin Kim Jong-un, menganggap pertemuan ini sebagai tindakan yang menciptakan fundasi bagi usaha mendorong  perdamaian yang berkesinambungan serta proses denuklirisasi total RDRK.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova menunjukkan bahwa Rusia menilai positif kemauan baik dua pemimpin AS dan RDRK yaitu terus melakukan dialog bilateral dan percaya bahwa dialog ini perlu didukung dengan langkah-langkah kongkrit. Dia menekankan bahwa pemecahan atas masalah-masalah di Semenanjung Korea tersebut, di antaranya ada masalah denuklirisasi memerlukan waktu dan pengekangan diri maksimal dari para pihak yang bersangkutan. Juru bicara urusan masalah-masalah internasional dari Partai Buruh yang beroposisi dari Australia, Penny Wong menyatakan optimisme tentang Pertemuan Puncak ke-2 AS-RDRK dan soal tidak mencapai permufakatan terakhir adalah untuk menghindari satu permufakatan yang buruk.

Komentar

Yang lain