Banyak Negara Menentang Intrik Menyerang Institusi Demokrasi di Brasil

(VOVWORLD) - Pada Minggu (8 Januari), para pemimpin di banyak negara di Amerika Latin dan dunia telah memberikan dukungan kepada Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva setelah para pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro dengan serentak menyerang kantor Parlemen, Mahkamah Agung, dan badan ekskutif di ibu kota Brasilia pada hari yang sama. Tindakan tersebut dianggap bertujuan untuk melakukan intrik kudeta dan mencegah kegiatan pemerintah yang baru dilantik.
Banyak Negara Menentang Intrik Menyerang Institusi Demokrasi di Brasil - ảnh 1Para demonstran mendukung mantan Presidne Brasil, Jair Bolsonaro menyerbu Istana Presiden Petahana di Brasilia pada 8 Januari 2023. Foto: AFP/VNA

Berbagi di medsos Twitter, Presiden Kolombia, Gustavo Petro mengutuk bahwa "Fasisme berniat melakukan kudeta", dan mengatakan, kaum kanan ektremis di Brasil tidak dapat mempertahankan traktat tidak menggunakan kekerasan. Pemimpin Kolombia juga mengimbau supaya menerapkan Piagam Demokrasi Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS).

Presiden Chili, Gabriel Boric mengatakan bahwa aksi-aksi serangan terhadap tiga badan negara di Brasil "tidak dapat diterima", melanggar prinsip-prinsip demokrasi. Presiden Ekuador, Guillermo Lasso menganggap tindakan tersebut sebagai tindakan tidak hormat dan menyabot institusi-institusi demokrasi negara, dan menentang ketertiban demokrasi dan keselamatan rakyat.

Presiden Dewan Eropa, Charles Michel mengutuk serangan terhadap institusi demokrasi di Brasil, bersamaan itu menekankan, Lula da Silva telah terpilih secara demokratis melalui pemungutan suara yang bebas dan adil.

Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva menyatakan, semua obyek yang terlibat dengan tindakan menyusupi Istana Kepresidenan dan gedung-gedung pemerintahan di ibu kota Brasilia pada tgl 8 Januari akan diinvestigasi dan diberi sanksi.


Komentar

Yang lain