Bentrokan di Nagorno-Karabakh dan opini umum internasional

(VOVWORLD) - Fahrettin Altun, Penasehat media dari Presiden Turki, pada 29/9, menekankan pernyataan seorang pejabat Armenia, yang isinya mengatakan penembakan jatuh pesawat tempur Armenia yang dilaksanakan Turki di wilayah Armenia pada tanggal 28/9 “sama sekali tidak benar”. Pada hari yang sama, Kementerian Pertahanan Azerbaijan juga membantah informasi tersebut.

Sebelumnya, Presiden Turki, Tayyip Erdogan, pada 28/9, telah meminta Armenia menghentikan “pendudukan” Nagorno-Karabakh dan mengimbau Armenia supaya meninggalkan wilayah yang pernah diakui oleh dunia internasional sebagai wilayah Azerbaijan. Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglo menyatakan Ankara bersedia membantu Azerbaijan baik di meja perundingan maupun di medan perang.

Bentrokan di Nagorno-Karabakh dan opini umum internasional - ảnh 1 Kawasan Nagorno - Karabahk yang sedang dipersengketakan antara Amernia dan Azerbaijan (Ilustrasi) (Sumber:  SETI)

Menghadapi perkembangan rumit di Nagorno-Karabakh, komunitas internasional  terus menyatakan keprihatinannya  dan mendesak kedua pihak supaya melakukan gencatan senjata dan menangani bentrokan dengan langkah-langkah diplomatik.

Perancis, pada 29/9, mengimbau supaya mengadakan perbahasan dalam Kelompok Minsk yang dipimpin oleh Rusia, Perancis dan Amerika Serikat  dan menjadi mediator antara Armenia dan Azerbaijan  untuk menemukan cara penanganan bentrokan antara dua pihak  yang sedang mengalami eskalasi.

Sementara itu, Kanselir Jerman, Angela Merkel, dari 28-29/9, telah secara terpisah mengadakan pembicaraan-pembicaraan telepon dengan pemimpin Armenia dan Azerbaijan untuk mengimbau supaya segera menghentikan bentrokan di kawasan Nagorno-Karabakh dan mendesak melakukan  satu gencatan senjata.

Pada pihak Rusia – negara Ketua  bersama Kelompok Minsk, pada hari yang sama, Dmitry Peskov, Juru bicara dari Presiden Rusia, telah menyatakan negara ini ingin menghentikan baku hantam antara Azerbaijan dan Armenia di kawasan Nagorno-Karabahk, bersamaan itu, memperingatkan bahwa opsi memberikan bantuan militer kepada pihak mana pun merupakan tindakan “menyiram minyak pada api”.

Menyatakan pandangan yang sama dengan para timpalannya dari Eropa, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, pada 29/9 mengimbau semua pihak supaya menghentikan bentrokan di kawasan Nagorno-Karabahk dan kembali ke perundingan “secepat mungkin”.

Komentar

Yang lain