(VOVWORLD) - Bentrokan antara pasukan Armenia dan Azerbaijan, pada Selasa (6/10), tetap berlangsung sengit di kawasan Nagorno-Karabakh, tanpa memedulikan tekanan yang semakin meningkat dari pasukan-pasukan internasional.
 Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu (Foto: Reuters) |
Pasukan Armenia di kawasan Nagorno-Karabakh memberitahukan ada 21 serdadu tewas dalam baku hantam dengan Azerbaijan, meningkatkan jumlah serdadu Armenia yang tewas menjadi 244 orang, sejak bentrokan tersebut merebak pada 27/9.
Dalam perkembangan terkait, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu telah tiba di Azerbaijan untuk membahas situasi setelah banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Rusia, dan Perancis, mengimbau supaya semua pihak yang bertikai melakukan gencatan senjata tanpa syarat.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg juga mengimbau Turki, satu sekutu penting dari Azerbaijan, menggunakan pengaruhnya yang “berarti” untuk meredakan bentrokan di Nagorno-Karabakh.
Pada hari yang sama, pemimpin pasukan intelijen asing Rusia, Sergei Naryshkin memperingatakan bahwa kawasan Nagorno-Karabakh bisa menjadi pijakan bagi kaum teroris untuk menyalahgunakan guna merembes ke wilayah Rusia. Ia berharap agar Armenia dan Azerbaijan cepat kembali ke meja perundingan.