Dewan perwakilan CRAFV mengimbau supaya menghormati vonis PCA yang bersangkutan dengan Laut Timur

(VOVworld) – Dewan perwakilan Asosiasi-Asosiasi Perancis-Vietnam (CRAFV) yang bermarkas di Perancis baru saja mengajukan rekomendasi “Demi penghormatan terhadap vonis pada 12/7/2016 yang dijatuhkan Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) bersangkutan dengan sengketa di Laut Timur”. Isi naskah rekomendasi tersebut mengungkapkan situasi sengketa yang rumit di Laut Timur dan mengiktisarkan kembali aktivitas-aktivitas yang salah dari Tiongkok di Laut Timur sejak tahun 1974 hingga sekarang, terutama aktivitas-aktivitas reklamasi secara tidak sah terhadap pulau-pulau buatan, pembangunan infrastruktur dan pelabuhan dengan skala besar demi tujuan militer.

Dewan perwakilan CRAFV mengimbau supaya menghormati vonis PCA yang bersangkutan dengan Laut Timur  - ảnh 1
Kelima arbiter anggota PCA yang mengadili
kasus gugatan Filipina terhadap Tiongkok 
(Foto: PCA)


Walaupun PCA telah menjatuhkan vonis terakhir pada 12/7 lalu yang menolak tuntutan-tuntutan Tiongkok yang tidak punya dasar tentang apa yang dinamakan sebagai “sembilan garis putus-putus” di Laut Timur, Tiongkok sekali lagi menyatakan tidak menerima vonis tersebut. Rekomendasi CRAFV tersebut menuntut kepada Tiongkok supaya menghormati vonis PCA, menghormati Konvensi PBB tentang Hukum Laut tahun 1982 (UNCLOS-1982) dimana negara menjadi anggotanya, menghentikan pembangunan pulau-pulau buatan secara tidak sah dan menghentikan militerisasi, serta menghentikan tindakan-tindakan yang menhalangi secara tidah sah para nelayan Vietnam yang menangkap ikan di lapangan penangkapan ikan tradisonal-nya.

Naskah rekomendasi CRAFV tersebut dimuat di website organisasi ini dan di situs dengan nama domain: www.change.org untuk mengambil tanda tangan dari orang-orang. Setelah ini, rekomendasi ini akan dikirim ke pemimpin dan badan-badan Negara Perancis, lembaga-lembaga Uni Eropa, para Duta Besar Amerika Serikat, Tiongkok, Australia, Vietnam, Jepang, Republik Korea dan negara-negara ASEAN di Perancis serta berbagai media internasional. 

Komentar

Yang lain