(VOVworld) - Dialog Shangri-La ke-15 di Singapura baru-baru berakhir dengan sidang pleno terkhir yang bertajuk: “Menjalankan target keamanan bersama”. Sebelummnya, sesi perbahasan tentang tema: «Tantangan-tantangan dalam memecahkan bentrokan» telah menyerap perhatian khusus dari kalangan pers .
Deputi Menteri Pertahanan Vietnam, Nguyen Chi Vinh menjawab wawancara kalangan pers di Shangri-La-2015
(Foto: baogiaothong.vn)
Dalam pidatonya, Deputi Menteri Pertahanan Vietnam, Nguyen Chi Vinh menilai bahwa situasi keamanan di kawasan tetap ada faktor-faktor yang rumit, tidak bisa meremehkannya, meski belum sampai tarap meledakkan bentrok, tapi telah muncul tanda-tanda potensial yang memerlukan prediksi, mencegah dan memecahkannya secara tepat waktu.
Deputi Menteri Nguyen Chi Vinh menganggap bahwa setiap negara semuanya membela kepentingan bangsa, tapi hal itu dilihat secara obyektif, punya dasar yang mantap dan dihadapkan dalam hubungan harmonis dengan kepentingan negara-negara lain dan seluruh komunitas internasional, menghindari pemaksaan secara sepihak, tidak menghormati kepentingan dari negara-negara lain maupun perdamaian dan kestabilan di kawasan dan di seluruh dunia. Dia juga mengimbau untuk memperkuat kerjasama dalam organisasi-organisasi multilateral seperti mekanisme-mekanisme PBB, struktur-struktur keamanan regional seperti ARF, EAS, ADMM, ADMM+ untuk memecahkan sengketa, perbedaan, memundurkan bahaya bentrokan.
Tentang masalah Laut Timur, Deputi Menteri Nguyen Chi Vinh menekankan: Haluan Vietnam ialah bertekat dan konsisten berjuang membela keutuhan kedaulatan wilayh, membela keamanan, keselamatan maritim dan penerbangan, dengan langkah damai di atas dasar hukum internasional. Sementara itu, tetap harus memperkuat kerjasama dengan Tiongkok dan negara-negara yang bersangkutan untuk membangun dan memperkokoh kepercayaan, mencari kesamaan-kesamaan dalam kepentingan strategis, bersamaan itu denganterus terang berjuang di atas semangat konstruktif. Hanya begitu saja, baru bersama-sama mencari solusi-solusi yang bisa diterma oleh semua pihak, sesuai dengan hukum dan kebiasaan internasional, danjuga akan diterima oleh komunitas internasional seperti satu sumbangan aktif bagi perdamaian, kestabilan di kawasan dan di dunia.
Sementara itu, Kepala rombobongan Tiongkok, Laksanama Sun Jian guo menyatakan bahwa negara ini sedang mencari pemahaman dan konsessi satu sama lain dalam sengketan dengan negara-negara lain, termasuk sengketa di Laut Timur.
Pada fihaknya, Menteri Pertahanan Perancis, Jean Ybes Le Drian menegaskan daya guna yang kuat dari Konvensi PBB tentang Hukum Laut tahun 1982, satu dokumen yang menurut dia bisa diterapkan di semua tempat di dunia. Menteri Pertahanan Perancis menekankan bahwa hal yang paling penting dalam menangani sengketa di Laut Timur yalah harus membangun COC. Dia menyatakan harapan agar semua fihak yang bersangkutan harus melaksanakan secara serius DOC pada waktu mendatang dan mendorong secara lebih kuat perundingan COC untuk mencapai kemajuan nyata.