Dunia internasional merasa khawatir tentang perkembangan-perkembangan yang menegangkan di Irak dan berseru kepada AS serta Iran supaya mengekang diri secara maksimal

(VOVWORLD) - Segera setelah Iran melakukan penembakan-penembakan rudal terhadap pangkalan-pangkalan militer Amerika Serikat (AS) dan pasukan koalisi di Irak, komunitas internasional, pada Rabu (8/1), menyatakan kekhawatiran tentang bahaya terhadinya satu perang menyeluruh antara AS dan Iran, mengeskalasikan lebih lanjut lagi ketegangan di satu kawasan yang dianggap sebagai “titik panas” di dunia.

Dunia internasional merasa khawatir tentang perkembangan-perkembangan yang menegangkan di Irak dan berseru kepada AS serta Iran supaya mengekang diri secara maksimal - ảnh 1Iran menembak banyak rudal balistik terhadap dua pangkalan militer AS di Irak (Foto: Youtube/VOV) 

Sebagai salah satu pemimpin dunia pertama yang memberikan reaksi, Perdana Menteri (PM) Scott Morrison menegaskan bahwa Pemerintah Australia akan mengikuti secara ketat perkembangan kasus tersebut, bersamaan itu membimbing pemimpin pertahanan negara ini supaya melakukan segala langkah untuk membela serdadu dan staf diplomatik Australia yang sedang berada di Irak serta menjamin keselamatan semua warga negara Australia.

Pemerintah Filipina juga menuntut kepada warga negara Filipina di Irak supaya melakukan pengungsian wajib.

Menghadapi perkembangan-perkembangan rumit dalam hubungan AS-Iran, pada sidang Dewan Keamanan Nasional (NSC) untuk membahas situasi Timur Tengah, PM Jepang, Abe Shinzo, pada Kamis (8/1), memberitahukan akan melakukan konektivitas dengan negara-negara yang bersangkutan dan melakukan kegiatan-kegiatan diplomatik untuk meredakan ketegangan.

Sementara itu, semua upaya internasional untuk meredakan ketegangan sedang digelarkan. Pada saat Presiden Perancis, Emmanuel Macron melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani tentang situasi darurat di kawasan, Kanselir Jerman, Angela Merkel juga mempertahankan hubungan secara permanen dengan Presiden AS, Donald Trump. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres juga terus-menerus berseru kepada semua pihak supaya mengekang diri.

Komentar

Yang lain