(VOVworld) - Bank Sentral Eropa (ECB), pada Senin sore (6 Juli) memutuskan akan tidak memperluas program bantuan likuiditas darurat (ELA) kepada bank-bank di Yunani yaitu mempertahankan secara utuh tarap ELA sebanyak 89 miliar Euro seperti yang telah diumumkan pada pekan lalu. Menurut ECB, situasi keuangan Yunani telah berpengaruh terhadap bank-bank negara ini karena volume aset agunan yang digunakan dalam ELA tergantung secara berarti pada skala aset-aset yang bersangkutan dengan Pemerintah Yunani. Oleh karena itu, ECB telah memutuskan akan menyesuaikan pengurangan skala aset agunan yang digunakan oleh Bank Sentral Yunani dalam ELA.
Ilustrasi
(Foto: vietnamplus.vn)
Pada hari yang sama, Perancis dan Jerman telah membuka pintu perundingan dengan Yunani setelah pertemuan antara Presiden Perancis, Francois Hollande dan Kanselir Jerman, Angela Merkel. Pernyataan ini menunjukkan upaya keras dari pemimpin dua negara ini dianggap sebagai lokomotif yang memimpin seluruh Eropa dalam mengusahakan satu solusi untuk memecahkan “krisis pasca referendum Yunani”. Namun Presiden Francois Hollande juga minta perhatian bahwa “sudah sampai waktunya Pemerintah pimpinan Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras perlu mengeluarkan rekomendasi-rekomendasi serius dan patut dipercaya serta harapan akan tetap tinggal di Eurozone perlu dimanifestasikan oleh satu rencana yang bersifat jangka panjang”.
Sementara itu, Presiden Direktor Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde menegaskan lembaga keuangan ini akan membantu Yunani kalau diminta. Pernyataan ini dikeluarkan sehari setelah hasil referendum sebelumnya menunjukkan: mayoritas warga Yunani bilang “tidak” terhadap langkah-langkah ekonomi keras yang dikeluarkan oleh para kreditor internasional./.