(VOVWORLD) - Setelah upaya-upaya Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) sebagai perantara, pemerintah Israel dan Gerakan Hamas, pada Senin (27 November), telah sepakat memperpanjang gencatan senjata di Jalur Gaza dua hari lagi, beserta beberapa syarat tentang pertukaran sandera dan tahanan.
Kesepakatan perpanjangan gencatan senjata tersebut dicapai hanya beberapa jam sebelum gencatan senjata yang sedang berlaku berakhir (pada pukul 7 pagi, tanggal 28 November, waktu lokal). Selama waktu gencatan senjata ini, kedua pihak terus melakukan pertukaran sandera dan tahanan dengan mekanisme dan syarat serupa seperti dalam masa gencatan senjata selama 4 hari ini.
Banyak negara dan organisasi internasional telah menyambut baik perpanjangan gencatan senjata di Jalur Gaza, menganggap ini sebagai langkah untuk membatasi korban warga sipil, bersamaan dengan itu, membuka kesempatan negosiasi untuk mencapai satu gencatan senjata berjangka panjang untuk Jalur Gaza.
Dalam satu perkembangan lain, seorang pejabat AS memberitahukan bahwa pada pekan ini, Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan melakukan kunjungan ke-3 ke Timur Tengah sejak meledaknya konflik Hamas-Israel. Menurut rencana, dia akan melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Tel Aviv dan dengan Presiden Palestina, Mahmud Abbas di Ramallah.