(VOVWORLD) - Pada Rabu (25 Desember), Gerakan Islam Hamas dan Israel terus saling menyalahkan tentang penundaan penandatanganan kesepakatan gencatan senjata meskipun selama beberapa hari ini, kedua pihak memberitahukan telah mencapai banyak kemajuan dalam perundingan.
Infanteri Israel dikerahkan di kota Khan Yunis, Jalur Gaza. Foto: Xinhua/VNA |
Dalam pernyataannya, Hamas memberitahukan bahwa Israel mengajukan berbagai syarat baru yang terkait dengan penarikan serdadu, gencatan senjata, tahanan, dan kembalinya para pengungsi, sehingga telah melambatkan tercapainya kesepakatan yang sudah ada.
Sebaliknya, Perdana Menteri Israel, Bnejamin Netanyahu menuduh Hamas sedang mengabaikan kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai dan menyulitkan negosiasi. Namun, kedua belah pihak menegaskan akan terus berupaya mencapai kesepakatan. Para perunding Israel telah pulang ke tanah airnya pada malam tanggal 24 Desember untuk berkonsultasi mengenai kesepakatan penyanderaan.