Hubungan Vietnan-Kuba merupakan pusaka yang bernilai dari dua bangsa

(VOVworld) - Ketika masih sugeng, Presiden Fidel Castro selalu memberikan satu perasaan istimewa kepada Vietnam. Segera setelah Revolusi Kuba mencapai kemenangan, Kuba adalah negara pertama yang membentuk Komite Bersolidaritas dengan Front Nasion Pembebasan Vietnam Selatan. Selama  masa perang dan setelah Revolusi Vietnam mencapai kemenangan pada tahun 1975,  Kuba tetap terus membantu Vietnam di banyak segi.


Hubungan Vietnan-Kuba merupakan pusaka  yang bernilai dari dua bangsa - ảnh 1
Pemimpin Fidel Castro  berpidato di depan ribuan orang Kuba di luar kantor perwakilan kepentingan Amerika Serikat di La Habana,Kuba pada 21/6/2004
(Foto: Kantor Berita Vietnam)

Kehadiran dan bantuan yang diberikan para insinyur dan buruh pembangunan Kuba di banyak bangunan penting Vietnam, Fidel Castro merupakan Kepala Negara asing yang pertama dan satu-satunya yang mengunjungi kawasan pembebasan Vietnam pada tahun 1973. Di sana, citra almarhum menjunjung tinggi bendera Front Nasion Pembebasan Vietnam Selatantelah menjadi sumber ilham bagi para pejuang revolusioner Vietnam pada saat itu. Dan seperti kata-kata abadi Fidel Castro: “Demi Vietnam, Kuba bersedia mempersembahkan darahnya” telah dibuktikan dan masuk ke dalam sejarah hubungan dua negara.

Vietnam dan Kuba mempunyai hubungan sesaudara yang erat yang digalang dan dikembangkan selama lebih dari 50 tahun ini. Selama masa perang, Kuba selalu mendukung Vietnam secara sprirituil dan meteriil. Selama tahun-tahun 60-an dan 70-an, ketika Vietnam masih menjumpai kesulitan, lebih dari 1000 mahasiswa Vietnam telah mendapat bantuan untuk kuliah di Kuba. Bagi para mahasiswa itu, kesan tentang negara Kuba dan citra pemimpin Kuba, Fidel Castro tidak pernah dilupakan dalam fikiran mereka. Ibu Nguyen Thi Loc, seorang yang pernah kuliah di Kuba pada tahun 1960 tidak bisa menghindari perasaan-nya ketika mendapat berita tentang wafatnya pemimpin Fidel Castro. Dia mengatakan: “Kami merupakan para mahasiawa Vietnam yang kulah di Kuba. Ketika mendapat berita bahwa pemimpin Fidel Castro wafat, kami merasakan seperti telah kehilangan seorang dekat dalam keluarganya. Wafatnya pemimpin Fidel Castro membuat kami merasa rindu dan mengenangkan kembali tahun-tahun  yang telah kami hidup dan kuliah di La Habana”.

Bapak Nguyen Van Bac juga pernah belajar dan kuliah di Kuba pada tahun-tahun 70-an. Bagi dia, semua kesan ketika berada di Kuba ialah rakyat di Kuba sangat ramah khususnya perasaan yang diberikan Presiden Kuba, Fidel Castro kepada rakyat Vietnam tidak pernah dilupakan dalam fikiran dia.





Komentar

Yang lain