Menurut Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, komando tinggi divisi Angkatan Udara dari Pasukan Gardu Revolusioner Iran (RGC), rudal balistik ini mampu membawa hulu ledak nuklir. Kalau dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya dari negara ini, jenis rudal ini lebih kecil, lebih taktis dan bersedia  digunakan pada masa depan.

Beberapa negara  di dunia, pada Sabtu (23 September), telah memberikan reaksi setelah gerak-gerik Iran ini. Dalam pernyataan-nya,  juru bicara Kementerian Luar Negeri Perancis, Agnes Romatet-Espagne menunjukkan: Perancis meminta kepada Iran supaya menghentikan semua aktivitas yang menimbulkan destabilitas di kawasan. Dia juga  memberitahukan:  Paris akan bersama-sama dengan  para mitra, khususnya para mitra  di Eropa mempelajari langkah-langkah terhadap Iran agar supaya negara ini  menghentikan “aktivitas-aktivitas rudal balistik yang menimbulkan destabilitas”. Perancis juga berseru kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres supaya melaksanakan satu laporan lengkap tentang  peluncuran rudal  ini. 

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggeris, Boris Johnson menyatakan kecemasan yang mendalam  tentang  uji coba peluncuran  rudal yang dilakukan Iran. Tindakan  ini melanggar resolusi PBB dan berseru kepada Iran supaya menghentikan segera tindakan-tindakan ini. 

Sedangkan, Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman menuding agar uji coba peluncuran rudal jarak menengah Iran merupakan “tindakan provokatif”  terhadap Amerika Serikat dan para sekutu, di antaranya ada Israel.