Italia menjadi tempat panas bagi kaum migran setelah permufakatan Uni Eropa – Turki

(VOVworld) – Badan Pertahanan Perbatasan Eropa (Frontex), Selasa (12/7), memberitahkan bahwa jumlah orang migran ilegal yang berduyun-duyun membanjiri Eropa telah mulai berkurang dari April 2016 setelah Uni Eropa dan Turki mencapai permufakatan untuk mencegah arus migran yang membanjiri Eropa. Frontex berpendapat bahwa permufakatan antara Uni Eropa dan Turki tentang negara ini membantu Uni Eropa mencegah arus migran yang membanjiri Uni Eropa sebagai penggantinya bantuan-bantuan keuangan dan politik serta penutupan peta jalan migrasi di sepanjang negara-negara Balkan justru merupakan dua faktor yang menciptakan perubahan yang positif tersebut.


Italia menjadi tempat panas bagi kaum migran setelah permufakatan Uni Eropa – Turki - ảnh 1
Orang migran asal Afrika di pelabuhan Tripoli pada 7/6 lalu
(Foto: AFP/VNA)


Berkat itu, jumlah orang migran ke Yunani telah turun dan sampai sekarang ada kira-kira 50 orang migran yang datang ke negara ini setiap hari pada saat pada bulan lalu tercatat ada dari 3.000 – 4.000 orang migran yang masuk pulau-pulau Yunani setiap hari. Akan tetapi, Frontex juga memberitahukan bahwa Italia menggantikan Yunani menjadi tempat panas ketika kaum migran berpindah ke negara ini dengan jumlah mencapai 750 orang per hari, yang pada pokoknya ialah orang Afrika yang dari Libia mengarungi Laut Tengah ke Italia sebelum meneruskan perjalanannya ke negara-negara lain di Eropa Utara.

Berita Terkait

Komentar

Yang lain