Jepang mendesak kepada RDR Korea supaya mempercepat investigasi tentang penculikan warga Jepang

(VOVworld) – Pada Rabu (29 Oktober), Jepang dan Republik Demokrasi Rakyat (RDR) Korea memulai hari perundingan ke-2 tentang proses investigasi tentang penculikan terhadap warga negara Jepang. Dua fihak berfokus pada masalah tulang belulang orang-orang Jepang yang telah tewas dalam Perang Dunia ke-2 di wilayah RDR Korea  dewasa ini. Sebelumnya, pada hari perundingan  pertama, Jepang meminta kepada RDR Korea supaya mempercepat proses investigasi tentang nasib para warga negaranya yang diculik pada beberapa dekade lalu dan memberitahukan situasi “secepat mungkin”.

Jepang mendesak kepada RDR Korea supaya mempercepat investigasi tentang penculikan warga Jepang - ảnh 1

Kepala rombongan perunding Jepang, Junichi Ihara.(Jaket putih)
(Foto:vnplus)

Ketika berbicara kepada kalangan pers setelah pembicaraan, Kepala perunding Jepang, Junichi Ihara  memberitahukan telah mendengarkan pengumuman tentang investigasi dari So Tae-ha, Deputi Menteri Keamanan Nasional, Ketua Komisi Investigasi Khusus RDR Korea yang bersangkutan dengan 12 korban yang resmi diakui oleh Jepang.

Direncanakan, pada hari perundingan ke-2, rombongan Jepang akan mendengarkan pengumuman RDR Korea tentang masalah tulang belulang orang Jepang di negara ini dan informasi tentang orang-orang Jepang yang telah tinggal di RDR Korea setelah perang berakhir dan para wanita Jepang yang ikut suami-nya untuk tinggal di Pyong Yang. Menurut rencana, dua fihak akan mengakhiri perundingan pada Rabu (29 Oktober). Bersangkutan dengan peristiwa  di atas, pada hari yang sama, Jurubicara Kementerian Penyatuan Republik Korea, Lim Byung-cheol menyatakan bahwa Seoul menyesal karena RDR Korea tidak setuju melakukan perundingan tingkat tinggi yang pernah direncanakan diadakan pada Kamis (30 Oktober).

Lim memberitahukan bahwa fihak RDR Korea mengirim tilgram kepada Republik Korea, diantaranya menuduh Seoul tidak mencegah ormas-ormas sipil yang menyebarkan surat selebaran anti Pyong Yang di daerah perbatasan, bersamaan itu mengancam menghapuskan perundingan tersebut karena Republik Korea belum menaruh perhatian untuk menciptakan satu suasana yang kondusif  untuk memperbaiki hubungan  antara dua bagian negeri Korea./.


Komentar

Yang lain