Jepang-Rusia berbahas tentang kemungkinan melakukan eksploitasi bersama di pulau-pulau yang dipersengketakan

(VOVworld) - Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang sedang berkunjung di Jepang, pada Kamis (15 Desember), telah mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri (PM) negara tuan rumah Shinzo Abe, yang di antaranya berbahas tentang aktivitas-aktivitas eksploitasi ekonomi bersama di pulau-pulau yang dipersengketakan.


Jepang-Rusia berbahas tentang kemungkinan melakukan eksploitasi bersama di pulau-pulau yang dipersengketakan - ảnh 1
Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan) dan PM Jepang,Shinzo Abe  berbahas tentang banyak masalah yang antara lain ada masalah sengketa wilayah 
(Foto: thanhnien.vn)


Ketika diinterviu oleh kalangan pers setelah pembicaraan selama 3 jam di zona peristirahatan Nagato, provinsi Yamaguchi, Jepang Barat, PM Shinzo Abe memberitahukan bahwa dia telah mengadakan perbahasan yang terus terang dengan Presiden Rusia tentang masalah sengketa wilayah. Dia menambahkan hasil pembicaraan yang akan diumumkan di depan jumpa pers bersama antara dua pemimpin pada Jumat (16 Desember). Sengketa kedaulatan terhadap 4 pulau Etorofu, Kunashiri, Shikotan dan Habomai yang dikontrol oleh Rusia dan disebut sebagai Kuril Selatan, sedangkan Jepang menyebut-nya sebagai kawasan wilayah Utara yang telah menghalangi  penandatanganan oleh dua pihak tentang  Traktat Perdamaian pasca Perang Dunia II. Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov, pada pembicaraan tersebut, memberitahukan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin dan PM Jepang, Shinzo Abe telah sepakat memulihkan pertemuan-pertemuan militer yang selama ini dibekukan dan pertemuan-pertemuan menurut bentuk  “2+2”. Menlu Sergei Lavrov mengatakan bahwa tanpa mermperdulikan hubungan istimewa antara Jepang dan Amerika Serikat, Moskwa dan Tokyo memperhatikan “kerjasama erat” di kawasan Asia-Pasifik untuk memecahkan masalah keamanan. Menurut Menlu Sergei Lavrov, Presiden Vladimir Putin dan PM Shinzo Abe telah berbahas tentang masalah pertahanan di udara dan kehadiran Amerika Serikat di Asia Pasifik dan ancaman-ancaman Republik Demokrasi Rakyat Korea. Dua pemimpin juga berbahas tentang pekerjaan mempersiapkan perudingan-perundingan tentang Traktat Perdamaian.

 

 


Komentar

Yang lain