Jumlah korban yang tewas dalam serangan-serangan teror di Sri Lanka bertambah menjadi 310 orang
(VOVWORLD) - Polisi Sri Lanka, pada Selasa (23/4), memberitahukan bahwa jumlah korban yang tewas dalam serentetan ledakan yang terjadi dua hari sebelumnya di gereja-gereja dan hotel mewah di negara ini telah bertambah menjadi 310 orang.
Membawa keranda korban yang tewas dan serangan di Negombo, Srilanka, 23/4 (Foto: AFP / VNA) |
Juru bicara kepolisian Sri Lanka, Lanka Ruwan Gunasekera memberitahukan bahwa kira-kira 500 orang yang telah luka-luka dalam ledakan-ledakan tersebut. Terhitung sampai Selasa (23/4), pasukan fungsional telah menangkap 40 tersangka yang hampir semuanya adalah orang Sri Lanka, tapi polisi sedang melakukan investigasi tentang adakah orang asing yang ikut serta dalam serangan-serangan tersebut atau tidak.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), pada Senin (22/4), mengutuk serentetan serangan teror di Sri Lanka dengan kata-kata yang paling keras. Sementara itu, Juru bicara Gedung Putih, Hogan Gidley memberitahukan bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Senin (22/4), menyebut serangan-serangan di Sri Lanka sebagai “serangan teror yang paling berdarah-darah setelah serangan teror pada 11/9/2001 di AS”. Pada pembicaraaan telepon dengan Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, Presiden AS berkomitmen akan membantu Sri Lanka melakukan investigasi dan membawa pelaku ke depan pengadilan
Dalam satu pengumuman terkini, kalangan otoritas Sri Lanka memberitahukan bahwa ada sedikitnya 31 orang yang adalah warga negara asing asal sedikitnya 12 negara yang telah tewas dalam serangan-serangan bom di gereja dan hotel mewah di negara ini pada Minggu (21/4).