Kalangan pakar memperingatkan bahwa “Brexit” akan memaksa Inggris harus memperpanjang kebijakan keras

(VOVworld) – Institut Penelitian Keuangan (IFS) baru saja memperingatkan  perihal Inggris meninggalkan Uni Eropa (EU) atau disebut “Brexit” akan memaksa negara ini memperpanjang kebijakan “ikat pinggang” untuk dua tahun lagi terbanding dengan rencana mencapai surplus anggaran keuangan.


Kalangan pakar memperingatkan bahwa “Brexit” akan memaksa Inggris harus memperpanjang kebijakan keras - ảnh 1
Ilustrasi
(Foto: reuters-bnews.vn)

Penilaian ini dikeluarkan oleh IFS pada saat semua perdebatan tentang meninggalkan atau tidak meninggalkan EU sedang berlangsung secara mendidih di Inggris sebelum negara ini mengadakan referendum pada 23/6 mendatang. IFS memprakirakan bahwa “Brexit” akan membuat GDP Inggris turun, dalam pada itu biaya pinjaman naik  sehingga membuat anggaran keuangan Pemerintah turun dari 20-40 miliar pound pada tahun 2020. Hal ini berarti Inggris akan menjumpai kesulitan dalam mencapai target menyeimbangkan anggaran keuangan pada tahun 2022, lebih lambat 2 tahun terbanding dengan target yang dikeluarkan oleh Pemerintah pimpinan Perdana Menteri David Cameron. Bapak Carl Emmerson, Wakil Kepala IFS dan adalah pencipta laporan tersebut menekankan bahwa walaupun belum bisa memperhitungkan secara kongkrit akibat terhadap perekonomian dan keuangan Inggris ketika meninggalkan EU, tapi pastilah bahwa kalau meninggalkan EU, Inggris akan menderita kerugian yang lebih tinggi terbanding dengan keuntungan yang diperoleh oleh keuangan publik ketika tidak harus memberikan kontribusi kepada APBN dari EU.

Komentar

Yang lain