Kekerasan di Jalur Gaza menimbulkan ribuan korban Palestina

(VOVWORLD) - Puluhan ribu orang Palestina, pada Senin (14 Mei), telah melakukan pawai ke sebelah timur Jalur Gaza untuk ikut serta pada demonstrasi berskala besar guna memprotes peresmian Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Yerusalem pada hari yang sama serta memprotes blokade yang dilakukan tentara Israel terhadap daerah pantai ini selama 12 tahun ini. Demonstrasi-demonstrasi telah terjadi di 5 daerah utama di sebelah timur Jalur Gaza.
Kekerasan di Jalur Gaza menimbulkan ribuan  korban Palestina - ảnh 1 Orang Palestina melakukan demonstrasi di daerah perbatasan dengan Israel pada Senin (14 Mei) (Foto: Reuters)

Bentrokan yang berdarah-darah itu telah terjadi di daerah perbatasan dengan Israel antara para demonstran dan pasukan-pasukan Israel.

Para pejebat personil kesehatan di Jalur Gaza memberitahukan bahwa menurut statistik terkini, ada sedikitnya 58 orang Palestina yang tewas dalam bentrokan-bentrokan itu dan ada lebih dari 2.400 lain-nya luka-lua.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas telah menyatakan pemakaman kenegaraan selama 3 hari untuk mengenangkan para korban, mengutuk keras Isarel yang “membunuhi” orang Palestina, bersaman itu menegaskan bahwa AS sudah bukan lagi “satu mediator di Timur Tengah”. Juga berlangsung dengan pada latar belakang ini, Sekretaris Jenderal Organsiasi Pembebasan Palestina (PLO), Saeb Erekat memberitahukan bahwa kalangan pimpinan Palestina telah memutuskan akan mengirim surat gugatan tentang pelanggaran Israel sebagai penjahat perang yang bersangkutan dengan aktivitas-aktivitas membangun zona pemukiman di daerah-daerah yang mereka duduki ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Opini umum banyak negara telah cepat mencela situasi kekerasan yang berdarah-darah di Jalur Gaza, bersamaan itu mengkhawatirkan bahwa pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem menimbulkan ketegangan dan instabilitas dalam masalah perdamaian Timur Tengah.

Perdana Menteri (PM) Turki, Binali Yildirim telah menganggap penembakan yang dilaksanakan oleh tentara Israel terhadap para demonstran Palestina sebagai tindakan massakre dan Ankara mengutuk keras tindakan ini.

Pada hari yang sama, Kementerian Luar Negeri Mesir menekankan: Mesir memprotes penggunaan kekerasan untuk menentang demonstrasi-demonstrasi damai yang menuntut kepentingan.

Sementara itu, Wakil Senior urusan Kebijakan Keamanan dan Hubungan Luar Negeri dari Uni Eropa, Federica Mogherini berseru kepada semua fihak supaya “mengekang diri secara maksimal” untuk menghindari timbul-nya korban lagi”.

Sebaliknya, dalam jumpa pers pada Senin (14 Mei), Juru bicara Gedung Putih, Raj Shah menyatakan bahwa Gerakan Islam Hamas di Palestina telah menghasut gelombang protes dan pasukan ini harus bertanggung jawab atas meledaknya kembali kekerasan di Jalur Gaza. Dia juga menolak berseru kepada Israel supaya mengekang diri terhadap para demonstran di Jalur Gaza.

Komentar

Yang lain