Presiden AS, DOnald Trump (kanan) dan PM Jepang, Shinzo Abe (Foto: Reuters)

Kunjungan yang memakan waktu dari 12-14/6 ini menimbulkan perhatian secara berarti di kalangan opini umum internasional pada latar belakang Iran sedang mendekati tekanan yang sangat besar dari sanksi-sanksi Amerika Serikat (AS) yang bersangkutan dengan program nuklir-nya. Ini juga merupakan kunjungan pertama seorang PM infungsi Jepang di Iran selama lebih dari 40 tahun ini.

Meskipun dinilai punya hubungan akrab dengan Iran tetapi ketegangan dalam hubungan AS-Iran sedang memojokkan Tokyo pada situasi sulit yaitu satu pihak adalah sekutu keamanan, satu pihak adalah sumber pemasok miyak utama untuk Jepang. Sehari menjelang kunjungan di Iran, PM Jepang, Shinzo Abe melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden AS, Donald Trump tentang situasi Republik Islam ini. Sebelumnya, dia juga berharap agar bisa memanfaatkan hubungan baik jangka panjang Jepang dengan Iran intuk menjadi mediator perundingan dan mendorong dialog antara Washington dan Teheran.

Tetapi, kalangan analis mengatakan bahwa PM Shinzo Abe bisa memainkan peranan menyampaikan pesan antara Iran dan AS tapi sulit bisa mengurangi ketegangan dalam hubungan AS-Iran, karena hanya AS dan Iran yang baru bisa memecahkan sendiri konstradiksi sekarang. Oleh karena itu, jangan menarih terlalu banyak harapan pada kunjungan PM Jepang di Iran kali ini.