Komunitas internasional mengutuk keras tindakan Tiongkok di Laut Timur

(VOVworld) – Opini umum internasional terus menyatakan kecemasan atas perkembangan ketegangan di Laut Timur, kongkritnya ialah ketika Tiongkok mengedarkan peta berbentuk vertikal, yang secara semau-maunya sendiri memasukkan hampir seluruh laut dan pulau di Laut Timur ke dalam skala apa yang disebutkan sebagai “kedaulatan” seperti klaim Beijing, melanggar secara serius kedaulatan, hak kedaulatan, hak yurisdiksi semua negara pantai di Laut Timur.

Pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Filipina pada Kamis (26 Juni) menekankan bahwa peta baru garis sepuluh ruas Tiongkok di Laut Timur merupakan “
ambisi ekspansi yang tidak masuk akal”, bertentangan dengan hukum internasional dan melanggar Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut-tahun 1982 (UNCLOS-1982) dimana Tiongkok ikutserta. Harian Filipina “Inquirer” juga mengutip kata-kata kalangan pakar yang menilainya sebagai tindakan provokasi baru yang dilakukan Tiongkok, setelah serentetan gerak-gerik memperluas dan melakukan pembangunan secara tidak sah di tanah gosong di kepulauan Truong Sa (Spratly) milik Vietnam, guna mengabdi intrik menguasai sendiri Laut Timur.

Komunitas internasional mengutuk keras tindakan Tiongkok di Laut Timur - ảnh 1
Komunitas internasional mencela peta berbentuk vertikal ini
(Foto: dantri.com.vn)

Website Radio Suara Amerika Serikat (VOA) pada Kamis (26 Juni) juga memuat artikel tentang masalah di Laut Timur, berpendapat bahwa ketegangan di Laut Timur belum menunjukkan turun suhu. Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat urusan kawasan Asia Timur, Daniel Russel mencela tindakan-tindakan yang dilakukan Tiongkok pada waktu belakangan ini di laut Hoatung dan Laut Timur, serta menekankan bahwa ini merupakan tindakan meremehkan langkah-langkah diplomatik dan damai dalam menangani semua perselisihan dan sengketa.

Komunitas internasional terus mengutuk keras tindakan Tiongkok yang tidak masuk akal. Dalam satu wawancara dengan Harian La Croix, seorang pakar Perancis, Valeria Nique, kepala bagian Asia dari Asosiasi Penelitian Strategis FRS, berpendapat bahwa Tiongkok sedang menggunakan ambisi hegemonisme di Laut Timur dan laut Hoatung untuk menutupi instabilitas di dalam negeri. Ezequiel Ramoneda, koordinator Pusat Penelitian Asia Tenggara dari Universitas La Plata, Argentina, mencela Tiongkok melanggar UNCLOS-1982 dan mendemonstrasikan kekuatan. Kalangan pakar menuduh Tiongkok sedang mengancam kestabilan di Asia Tenggara dan kebebasan maritim di kawasan./.
Berita Terkait

Komentar

Yang lain