Komunitas internasional menolak peluncuran satelit RDR Korea

(VOVworld) – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan mengadakan sesi konsultasi dan melakukan “langkah-langkah yang sesuai” kalau Republik Demokrasi Rakyat (RDR) Korea melaksanakan rencana peluncuran satelit. Duta Besar (Dubes) Maroko di PBB, Mohammed Loulichki telah menegaskan demikian pada Selasa (4 Desember), ketika menerima jabatan sebagai Ketua bergilir Dewan Keamanan PBB pada Desember ini.

Ketika berpidato di depan kalangan pers di New York (Amerika Serikat), Dubes Mohammed Loulichki mengulangi lagi bahwa Dewan Keamanan PBB telah mengesahkan resolusi-resolusi dan mengumumkan Ketua baru Dewan Keamanan PBB, serta mengeluarkan kewajiban-kewajiban yang harus ditaati Republik Demokrasi Rakyat Korea.

Komunitas internasional menolak peluncuran satelit RDR Korea - ảnh 1
Ilustrasi
(Foto: vov.vn)

Dubes Mohammed Loulichki  menekankan bahwa Dewan Keamanan PBB akan harus melakukan tindakan-tindakan yang sesuai kalau RDR Korea masih tetap melaksanakan rencana peluncuran satelit pengawasan bumi Kwangmyongsong-3 dalam waktu dari 10 – 22 Desember ini seperti yang sudah diumumkan.

Sementara itu, Jepang, Amerika Serikat dan Republik Korea menegaskan kembali akan bekerjasama dengan erat dalam memberikan reaksi setelah RDR Korea melakukan peluncuran satelit.

Pada Rabu (5 Desember), ketika menjawab interviu wartawan tentang reaksi Vietnam terhadap pernyataan dari Komite Teknologi Angkasa Luar Republik Demokrasi Rakyat Korea mengenai peluncuran satelit Kwangmyongsong 3, Jurubicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Luong Thanh Nghi mengatakan bahwa “Kami merasa cemas atas pernyataan yang diumumkan Komite Teknologi Angkasa Luar Republik Demokrasi Rakyat Korea tentang peluncuran satelit Kwangmyongsong 3. Vietnam selalu berharap supaya ada satu Semenanjung Korea yang damai, stabil dan sejahtera. Di atas semangat itu, kami berharap supaya semua pihak yang bersangkutan jangan melakukan tindakan yang tidak menguntungkan perdamaian dan kestabilan di kawasan, menaati secara serius Resolusi nomor 1874 dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa – Bangsa.

Dalam perubahan yang bersangkutan, pada hari yang sama, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Yukiya Amano mengatakan bahwa rencana peluncuran satelit Pyongyang bisa mengakibatkan dampak yang negatif terhadap upaya-upaya internasional guna melaksanakan denuklirisasi semenanjung Korea.

Walaupun mengaku bahwa masalah rudal balistik tidak tergolong dari wewenang IAEA, Yukiya Amano menekankan: IAEA tahu bahwa pembangunan reaktor-reaktor nuklir air ringan di RDR Korea yang sedang berlangsung berdasarkan analisis gambar dari satelit./.

Komentar

Yang lain