Konferensi Jenewa II: sengketa seru pada saat pembukaan

      (VOVworld) – Pada hari pertama (22 Januari) Konferensi perdamaian Jenewa II yang diadakan di Montreuz, Swiss, faks-faksi peserta perang di Suriah telah menunjukkan sengketa mendalam.

      Dalam pidato pembukaan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Suriah, Walid Muallem mengutuk faksi oposisi negara ini sebagai “pengkhianat” dan “para petugas khusus” negara-negara asing. Menlu Muallem menegaskan bahwa hanya rakyat Suriah baru bisa memutuskan nasib Presiden Bashar al-Assad.

Konferensi Jenewa II: sengketa seru pada saat pembukaan - ảnh 1
Menlu merangkap Kepala perunding Suriah, Walid Muallem
(Foto: baomoi.com)


       Faksi oposisi di Suriah juga menyatakan sikap keras ketika pemimpin oposisi Suriah, merangkap Ketua Persekutuan Nasioanl Suriah, Ahmad Jarba menegaskan akan tidak berunding tentang masalah Presiden Bashar al-Assad melanjutkan posisinya karena menurut dia, tujuan konferensi kali ini ialah membentuk satu Pemerintah transisi. Ahmad Jarba mengimbau kepada delegasi Pemerintah Suriah supaya segera menandatangani apa yang mereka sebut sebagai permufakatan “Jenewa II”, menurut itu meminta supaya menyerahkan kekuasaan Presiden Bashar al-Assad yang meliputi tentara dan keamanan kepada Pemerintah transisi.

         Amerika Serikat menyatakan sikap mendukung faksi oposisi di Suriah ketika Menlu John Kerry tetap menegaskan bahwa Presiden Bashar al-Assad akan tidak berada dalam daftar pemerintah transisi di Suriah.

        Sementara itu, Menlu Perancis, Laurent Fabius meminta supaya segera menerapkan perintah gencatan senjata di Suriah, bersamaan itu membuka koridor kemanusiaan untuk membawa barang bantuan kepada warga sipil. Juga pada konferensi ini, Menlu Arab Saudi, Saud al-Faisal mengimbau supaya menarik kembali semua pasukan asing dari Suriah./.

Komentar

Yang lain