Konferensi ke-7 Keamanan Internasional Moscow– Kerjasama anti teroris internasional

(VOVWORLD) - Dari 4-5/4, di Moscow, Ibu Kota Rusia berlangsung Konferensi ke-7 Keamanan Internasional Moscow (MCIS 2018). 

Konferensi ke-7 Keamanan Internasional Moscow– Kerjasama anti teroris internasional - ảnh 1

Konferensi tersebut ( Foto: VOV)

 Konferensi tahun ini menyerap partisipasi dari 850 utusan asal 95 negara, para pakar dari organisasi-organisasi internasional dan lain-lain. Delegasi Militer Vietnam yang dikepalai oleh Menteri Pertahanan, Jenderal Ngo Xuan Lich menghadiri konferensi ini.

Konferensi ke-7 Keamanan Internasional Moscow bertema utama: “ Prospek perkembangan situasi di Timur Tengah setelah organisasi IS kalah di Suriah”, yang meliputi masalah pemulihan setelah bentrokan dan penegakan kehidupan damai di negara Timur Tengah ini. Selain itu, masalah-masalah keamanan di Eropa, Asia, Afrika, Amerika Latin dan “kekuatan lunak” sebagai instrumen memecahkan tugas-tugas militer – politik juga dimasukkan ke dalam agenda ini.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Rabu (4 April), pada acara pembukaan Konferensi ini, telah mengiri surat sambutan kepada para peserta Konferensi ini. Dalam surat, pemimpin Rusia, Vladimir Putin menekankan bahwa meskipun telah kalah di bidang militer tapi IS masih tetap menjadi ancaman, ada kemungkinan melakukan serangan di banyak negara dan di kawasan. Pada latar belakang itu, komunitas internasional perlu ada kerangka-kerangka kerjasama multilateral yang baru sehingga bisa memperkokoh sukses-sukses yang telah dicapai dalam perang anti terorisme dan mencegahkan melerasnya ancaman ini bentrokan ini.

Ketika berbicara di depan konferensi ini, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Soigu menekankan, tidak bisa membiarkan senjata pemusnah dan senjata kimia jatuh ke tangan kaum teroris. Dia memberitahukan bahwa IS telah mengunggunakan pesawat terbang tanpa pilot, karena itu, tidak ada negara yang serratus persen aman. Kaum teroris dari Suriah dan Irak sedang perpindah ke kawasan-kawasan lain seperti Afrika, Eropa dan negara-negara Asia yang lain. Sedangkan, Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) telah memperingatkan bawah dua organisasi teroris internasional, yaitu IS dan Al-Qaeda, mungkin akan bergabung menjadi satu jaringan baru dan kalau dengan demikinan, semua kelompok teroris ini bisa mendekati teknologi senjata kimia.

Pada fihak-nya, Kepala Badan anti terorisme dari PBB, Vladimir Voronkov menekankan bahwa komunitas internasional perlu waspada terhadap intrik organisasi-organisasi teroris untuk bisa memiliki senjata pemusnah. Dia menekankan perlu-nya menentang terorisme di ruang siber yang selama ini sedang digunakan oleh organisasi-organisasi teroris untuk menghasut berbagi pengalaman dan melakukan koordinasi aksi.

Komentar

Yang lain