Konferensi Keamanan Munich berakhir dengan kesempatan menangani krisis Ukraina

(VOVworld) – Konferensi Keamanan Munich telah berakhir pada Minggu (8 Februari) setelah berlangsung tiga hari yang berfokus pada event-event panas di dunia, khususnya krisis sekarang di Ukraina. Ketika berbicara di depan konferensi tersebut, Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman, Frank-Walter Steimeier menunjukkan bahwa serentetan titik panas yang menimbulkan kecemasan mendalam telah dibahas oleh para peserta konferensi seperti: masalah Suriah, Irak, Iran, Libia, terorisme, keamanan cyber, khususnya krisis sekarang di Ukraina yang sedang mengancam perdamaian Eropa.

Konferensi Keamanan Munich berakhir dengan kesempatan menangani krisis  Ukraina - ảnh 1
Menlu Jerman, Frank-Walter Steimeier 
(Foto: vietnamplus.vn)


Dalam krisis di Ukraina, Menlu Steinmeier menegaskan bahwa perdamaian yang berkesinambungan untuk Eropa hanya dicapai apabila ada Rusia, alih-alih menentang Mokswa dan sebaliknya, satu masa depan Rusia yang baik hanya bisa dicapai kalau ada kerjasama dengan Eropa. Pada latar belakang satu solusi politik untuk krisis di Ukraina masih cukup jauh, dia menganggap bahwa rencana memasok senjata kepada Ukraina tidak hanya sangat berbahaya, melainkan juga kontraproduktif.

Yang bersangkutan dengan situasi Ukraina, sebelum berangkat ke Amerika Serikat, pada Minggu (8 Februari), Kanselir Jerman, Angela Merkel telah melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, Presiden Perancis, Francois Hollande dan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko guna berbahas tentang masalah Ukraina. Keempat pemimpin ini telah sepakat melaksanakan Konferensi tingkat tinggi 4 fihak pada 11 Februari nanti di Minck, Ibukota Belarus. Dalam pembicaraan tersebut, pemimpin 4 negara ini terus berbahas tentang paket langkah untuk mengatasi krisis di Ukraina./.

Komentar

Yang lain