Konferensi masa depan Asia ke-20

(VOVworld) – Dari 22 sampai 23 Mei ini, Deputi Perdana Menteri (PM) Vietnam, Vu Duc Dam menghadiri Konferensi Innternasional masa depan Asia ke-20 di Tokyo, Jepang. Ketika berbicara di konferensi ini, Deputi PM Vu Duc Dam berbagi pandangan Vietnam tentang masa depan Asia, menekankan bahwa di samping potensi perkembangan yang besar, Asia juga sedang menghadapi banyak kesulitan, tantangan, menuntut kerjasama dan konektivitas yang erat antara negara negara di banyak bidang seperti perubahan institut ekonomi, pertukaran dagang, sains teknologi dan khususnya menjamin lingkungan yang damai dan stabil. Untuk bisa mencapainya, hubungan antara negara-negara, meskipun besar atau kecil juga perlu dibangun di atas prinsip adil, saling menguntungkan, menghargai kemerdekaan kedaulatan, menghargai hukum dan kebiasaan internasional, membina kepercayaan strategis dengan hati yang benar, sikap jujur dan tindakan yang praksis dan bertanggung jawab.

Konferensi masa depan Asia ke-20 - ảnh 1
Konferensi masa depan Asia ke-20
(Foto :VOV)

Tentang situasi di laut Timur, Deputi PM Vu Duc Dam menegaskan bahwa tindakan Tiongkok yang menempatkan anjungan pengeboran minyak Haiyang 981 yang diawali oleh kapal bersenjata militer dan pesawat terbang di landas kontinen dan zona ekonomi eksklusif Vietnam merupakan tindakan yang melanggar secara serius hukum internasional, Konvensi PBB tentang hukum laut 1982 (UNCLOS) dan Deklarasi tentang perilaku  di Laut Timur (DOC) antara ASEAN dan Tiongkok.

Di sela-sela konferensi ini, Deputi PM Vu Duc Dam telah melakukan pertemuan dengan PM Jepang, Shinzo Abe dan PM Singapura, Lee Shien Loong dan berbahas tentang langkah-langkah mendorong kerjasama bilateral dan masalah-masalah yang menjadi minat bersama demi satu masa depan Asia yang damai, kerjasama dan berkembang sejahtera./.

Komentar

Yang lain