Kubu oposisi berseru untuk mengadakan pemilu lebih awal setelah keputusan PM Matteo Renzi mengundurkan diri

(VOVworld) -  Perdana Menteri (PM) Italia, Matteo Renzi telah mengakui kegagalan dan menyatakan akan mengundurkan  diri segera setelah hasil referendum di negara ini pada Minggu (4 Desember) yang diumumkan dengan kemenangan mutlak yang direbut oleh kubu yang bicara “Tidak” terhadap  reformasi Undang-Undang Dasar (UUD).


Kubu oposisi berseru untuk mengadakan pemilu lebih awal setelah keputusan PM Matteo Renzi mengundurkan diri - ảnh 1
PM Italia, Matteo Renzi mengakui kegagalan dan menyatakan akan mengundurkan  diri segera setelah hasil referendum di negara ini
(Foto: baodautu.vn)


Menurut hasil penghitungan suara pendahuluan, ada 59,43% jumlah pemilih yang memberikan suara  menentang reformasi UUD pada saat hanya ada 40,57% jumlah pemilih pendukung. Setelah kira-kira 1000 hari menyelenggarakan Tanah Air,  PM Matteo Renzi-41 tahun, PM paling muda dalam sejarah Italia, pada Senin (5 Desember) menyatakan akan menyampaikan surat mengundurkan diri kepada Presiden Sergio Mattarella dalam sidang Pemerintah mendatang. Hasil referendum dianggap sebagai satu kemenangan untuk banyak partai oposisi di negara ini, yang memelopori ialah Gerakan Lima Bintang (M5S)  yang menganut faham populisme. Pemimpin M5S, Beppe Grillo berseru untuk mengadakan pemilu secepat mungkin. Tujuan M5S ialah akan mencapai kemenangan dalam pemilu mendatang dan selanjutnya ialah meninjau kembali hubungan antara Itala dan Uni Eropa.

 

 

 

 

 

 


Komentar

Yang lain