Panorama lokakarya tersebut (Foto: VNA)

Lokakarya tahunan tersebut meliputi sesi-sesi perbahasan seperti Perkembangan situasi sekarang ini di Laut Timur; Sejarah dan penelitian sejarah tentang persengketaan-persengketaan di Laut Timur dan Cara mengelola persengketaan di Laut Timur serta kepentingan-kepentingan internasional yang bersangkutan dengan Laut Timur. Lokakarya tersebut telah menyerap partisipasi dari banyak pakar, sarjana papan atas asal institut-institut penelitian yang besar dari AS, Indonesia, Filipina, Australia, Tiongkok, Malaysia dan Vietnam.

Pada lokakarya tersebut, para  pakar dan sarjana telah mengkhawatirkan perkembangan-perkembangan di Laut Timur dan baru-baru ini bahaya terjadi-nya bentrokan dari beberapa insiden antara pihak-pihak yang bersengketa, bersamaan itu, memperingatkan negara-negara yang bersangkutan supaya mengeluarkan pesan-pesan yang jelas serta mengubah kebijakan-kebijakan menghadapi  yang lebih sesuai untuk mencegah ambisi mengontrol Laut Timur. Para pakar juga membahas upaya-upaya politik yang sah untuk mengelola sengketa-sengketa, mendorong perdamaian dan kestabilan di Laut Timur, menekankan bahwa perselisihan-perselisihan di kawasan harus dipecahkan oleh negara-negara ASEAN sendiri berdasarkan COC dan langkah membina kepercayaan.