Mantan Wapres Nguyen Thi Binh: Kemerdekaan, kebebasan, kedaulatan merupakan hal yang suci bagi semua bangsa

(VOVworld) – Mantan Wakil Presiden (Wapres) Vietnam, Nguyen Thi Binh, Ketua Dana Perdamaian dan Perkembangan Vietnam dari Gabungan Asosiasi Persahabatan Vietnam baru saja mengirim surat kepada sahabat-sahabatnya di seluruh dunia untuk berbagi informasi-informasi yang benar tentang penempatan anjungan minyak Haiyang Shiyou 981 yang dilakukan secara tidak sah oleh Tiongkok di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam. Pada bagian awal suratnya, Mantan Wapres Nguyen Thi Binh mengatakan: “Seperti yang telah Anda Sekalian ketahui, pada 2 Mei lalu, Tiongkok telah menempatkan satu anjungan minyak raksasa untuk mengeksploitasi migas jauh di dalam landas kontinen dan zona ekonomi eksklusif Vietnam dengan bantuan dari kira-kira 100 kapal, diantaranya ada kapal militer dan pesawat terbang. Ini merupakan tindakan yang amat serius, melanggar kedaulatan Vietnam, melanggar Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut–tahun 1982 (UNCLOS-1982). Pada pihak Vietnam, di satu segi kami telah menggunakan jalan diplomatik dan semua saluran hubungan yang lain, bersamaan itu mengirim beberapa kapal pelaksana hukum ke wilayah laut Vietnam tersebut untuk menuntut Tiongkok supaya menghormati kedaulatan Vietnam, menarik kembali anjungan minyak tersebut. Sampai sekarang, Tiongkok tidak hanya tidak membalas iktikat baik dari Vietnam, tapi sebaliknya melakukan tindakan yang lebih agresif lagi”. Mantan Wapres Nguyen Thi Binh menunjukkan: “Ketika melihat gambar kapal-kapal Tiongkok yang banyak dan besar menabrak kapal-kapal pelaksana hukum Vietnam yang lebih kecil untuk menyerang dan menyebabkan luka-luka, dalam hati saya terasa sakit. Apa yang akan berlangsung selanjutnya?”.

Mantan Wapres Nguyen Thi Binh: Kemerdekaan, kebebasan, kedaulatan merupakan hal yang suci bagi semua bangsa - ảnh 1
Mantan Wapres Nguyen Thi Binh
(Foto: vov.vn)

Ibu Nguyen Thi Binh menulis: “Opini umum dunia sangat mencemaskan pelanggaran Tiongkok yang berpengaruh terhadap keamanan dan kebebasan maritim internasional, mengancam perdamaian dan keamanan seluruh kawasan. Pihak Tiongkok melemparkan kesalahan atas apa yang sedang terjadi karena diprovokasi oleh Vietnam. Siapa yang bisa percaya bahwa satu negara Vietnam yang jumlah penduduknya hanya sama dengan seperlimabelas jumlah penduduk Tiongkok, pendapatan GDP lebih kecil kira-kira dari 50 sampai 60 kali terbanding dengan Tiongkok, yang sedang berusaha melampaui situasi sebagai satu negara miskin dan berkembang lambat, bisa memprovokasi Tiongkok?”. Ketika mengutip kata-kata para pemimpin Tiongkok yang mengatakan bahwa politik Tiongkok ialah “bangkit secara damai”, bahwa dalam darah Tiongkok tidak ada “gen agresior dan gen hagemonis”, Mantan Wapres Nguyen Thi Binh bertanya: “Bagaimana penjelasan Tiongkok terhadap klaim kedaulatan dalam “garis lidah sapi 9 ruas” untuk menguasai seluruh Laut Timur, tanpa memperdulikan hukum internasional, khususnya UNCLOS-1982, tanpa memperdulikan protes dari seluruh dunia?”.

Ibu Nguyen Thi Binh menekankan dalam suratnya: “Kemerdekaan, kebebasan dan kedaulatan merupakan hal yang suci bagi setiap bangsa. Rakyat Vietnam berjuang sampai habis-habisnya untuk membela target-target itu. Bersamaan itu, rakyat kami sangat membutuhkan perdamaian dan persahabatan untuk berkembang, supaya rakyat Vietnam, kaum wanita dan anak-anak mendapat kehidupan yang lebih baik lagi”.

Bagi sahabat-sahabat internasional, Mantan Wapres Nguyen Thi Binh mengatakan: “Kami sepenuh hati menginginkan perdamaian, satu perdamaian yang adil, sejati dan berjangka lama untuk Vietnam dan semua bangsa lain di kawasan dan di dunia. Kami sepenuh hati mengharapkan persahabatan dengan Tiongkok dan negara-negara lain, tapi haruslah satu persahabatan yang tulus dan sebenarnya, bisa saling menghormati. Saya percaya bahwa jika berada di tempat saya, Anda Sekalian juga berfikir seperti itu. Oleh karena itu, kami berharap supaya Anda Sekalian mendukung kami seperti yang telah Anda Sekalian lakukan sebelumnya. Yang pertama ialah menuntut kepada Tiongkok supaya menarik anjungan minyak keluar dari landas kontinen Vietnam, menghormati kedaulatan Vietnam sesuai dengan hukum internasional.”.

Pada akhir suratnya, Mantan Wapres Nguyen Thi Binh menegaskan: “Kami percaya bahwa jika kita bersatu, bertindak secara kuat, maka keadilan dan hukum akan terlaksanakan”./.
Berita Terkait

Komentar

Yang lain