(VOVworld)- Setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Perancis, Laurent Fabius pada Kamis, (14 Maret) menyatakan bahwa Perancis dan Inggris bersedia mempersenjatai pasukan oposisi Suriah, bahkan tanpa memerlukan sokongan dari Uni Eropa (EU), opini umum telah  menyatakan kecemasan tentang gerak-gerik ini.


Kantor Berita Nasional Suriah SANA menekankan bahwa mempersenjatai “kelompok-kelompok teroris” seperti itu merupakan satu pelanggaran yang terang-terangan terhadap hukum internasional. Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan bahwa senjata yang diperlengkapi kepada faksi oposisi Suriah bisa jatuh pada tangan kaum teroris. Pandangan Rusia ialah perlu menegakkan kembali saling pengertian antara Pemerintah Suriah dan kekuatan oposisi untuk bisa memulai perundingan dan dialog yang perlu. Dalam pada itu, kelompok oposisi utama, Dewan Nasional Suriah (SNC) menyambut pengumuman Menlu Perancis. Uni Eropa memberitahukan bisa melakukan perbahasan internal bloknya “kapan saja” tentang penghapusan embargo senjata terhadap Suriah./.