Opini umum khawatir tentang peluncuran rudal Kwangmyongsong-3 RDR Korea

(VOVworld) – Kantor berita Sentral Republik Demokrasi Rakyat (RDR) Korea (KCNA) pada  Rabu pagi (12 Desember) memberitahukan bahwa negara ini telah meluncurkan sukses satelit pengawasan bumi Kwangmyongsong-3 ke orbit. Pengumuman KCNA memberitahukan bahwa versi ke-2 satelit Kwangmyongsong-3 telah diluncurkan dengan rudal pendorong Unha-3 dari pusat angkasa luar Sohae pada Rabu pagi (12 Desember) dan satelit ini telah masuk di orbitnya.

Segera setetah RDR Korea melaksanakan peluncuran satelit tersebut, jurubicara Pemerintah Jepang, Kepala Kabinet Osamu Fujimura mengatakan bahwa rudal RDR Korea telah melewati wilayah udara Okinawa (Jepang), tetapi tidak ada pecahan rudal ini yang jatuh ke wilayah Jepang.

Opini umum khawatir tentang peluncuran rudal Kwangmyongsong-3 RDR Korea - ảnh 1
Warga  Republik Korea menonton peluncuran rudal RDR Korea
(Foto: vietnamnet.vn)

Pasukan Bela Diri Jepang di provinsi Okinawa tidak meluncurkan rudal penangkis. Menurut Osamu Fujimura, pecahan-pecahan dari rudal ini telah jatuh ke Pasifik, 300 km dari bagian Timur, daerah pantai Filipina. Osamu Fujimura juga menegaskan kembali bahwa peluncuran rudal RDR Korea adalah “tidak diterima”, bersamaan itu mengatakan bahwa Tokyo akan menyelenggarakan rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang peluncuran yang kontroversial ini pada pukul 10.50 waktu lokal.

Filipina telah mengumumkan “alarm merah” setelah peluncuran satelit RDR Korea, bersamaan itu mengumumkan wilayah larangan terbang, larangan menangkap ikan, larangan berlayar di wilayah laut di pulau Luzon. Sementara itu, Kantor berita Yonhap Republik Korea memberitahukan bahwa sebagian pecahan rudal RDR Korea telah jatuh ke wilayah laut negara ini, di provinsi Jeolla. Presiden Republik Korea Lee Myung-Bak telah mengadakan rapat mendesak Dewan Keamanan Nasional guna berbahas tentang dampak-dampak dari peluncuran tersebut.

Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dari Majelis Rendah  Amerika Serikat, Ibu Ileana Ros-Lehtinen berpendapat bahwa peluncuran rudal RDR Korea merupakan aksi yang menantang dunia serta para mitra perunding 6 pihak dengan ancaman rudal balistik. Dia mengimbau supaya meningkatkan sanksi terhadap Pyongyang, bersamaan itu memperkuat kerjasama diplomatik dan pertahanan antara Washington dengan para sekutu di Asia-Pasifik guna “ mengekang acaman dari RDR Korea”./.

Komentar

Yang lain