Palestina memperingatkan bahwa perundingan damai sulit berlangsung lama

(VOVworld) -  Pada Kamis (6 Maret), Mohammad Shatayyeh, asisten Presiden Pemerintah Palestina, Mahmoud Abbas memperingatkan bahwa perundingan damai antara Israel dan Palestina sulit terus berlangsung sampai batas waktu terakhir untuk satu permufakatan kerangka pada 29 April mendatang.

Shatayyeh memberitahukan bahwa hambatan yang paling besar bagi rakyat Palestina ialah Israel menuntut diakui sebagai negara Yahudi. Dia menjelaskan pandangan Presiden Mahmouh Abbas bahwa Palestina telah mengakui negara Israel ketika memulai upaya-upaya damai dua dekade lalu. Akan tetapi, dalam semua situasi, Presiden Abbas juga tidak bisa mengakui Israel sebagai negara Yahudi karena hal itu akan membatasi pilihan dari para pengungsi Palestina yang mau pulang, bersamaan itu bisa membuka jalan untuk mengusir secara berangsur-angsur minoritas warga Arab di Israel.

Palestina memperingatkan bahwa perundingan damai sulit berlangsung lama - ảnh 1
Satu zona pemukiman penduduk dibangun
(Foto: hanoimoi.com.vn)


Menurut Shatayyeh, satu hambatan serius lain ialah tuntutan-tuntutan tentang tanah dari Israel. Rakyat Palestina menginginkan satu negara di Tepian Barat, Jalur Gaza dan Jerussalemn Timur, tapi  juga bersedia menyetujui penyesuaian yang sesuai dengan puluhan zona pemukiman penduduk yang telah dibangun di daerah-daerah pendudukan sejak tahun 1967. Shtayyeh menuduh Israel ingin menganeksi zona-zona pemukiman penduduk serta ingin berada di lembah Jordania unuk jangka panjang./.
Berita Terkait

Komentar

Yang lain