PBB, Rusia dan Amerika Serikat menyambut permufakatan gencatan senjata di Suriah pada kesempatan hari raya Idul Adha.

VOVworld)- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki Moon menyambut semua pihak peserta perang di Suriah yang sepakat melakukan gencatan senjata selama empat hari sehubungan dengan hari raya Idul  Adha dari Jumat pagi, (26 Oktober). Juru bicara PBB, Martin Nesirky menekankan bahwa “hal yang penting ialah semua pihak menaati permufakatan gencatan senjata”  menurut gagasan Utusan Khusus bersama PBB dan Liga Arab, urusan Suriah, Lakhdar Brahimi.

          Dalam pada itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia memberikan penilaian kepada kalangan pers bahwa dengan pernyataan menyetujui permufakatan gencatan senjata menurut gagasan yang diajukan oleh Utusan Khusus, Brahimi, pemerintah Suriah telah menegaskan kesediaannya dalam melakukan kerjasama untuk menuju ke penghentian situasi berlumuran darah di negara Timur Tengah ini, membuka jalan bagi satu solusi politik untuk mengatasi krisis melalui dialog menyeluruh. Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menilai bahwa Moskwa menganggap penghentian kekerasan di Suriah merupakan satu prioritas utama untuk mengatasi krisis pada periode sekarang ini.

          Amerika Serikat juga menyambut permufakatan gencatan senjata tersebut dan mengimbau kepada semua pihak di Suriah supaya menghormati permufakatan ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan harapan bahwa permufakatan gencatan senjata  tersebut akan menciptakan ruang yang lebih luas lagi bagi semua upaya mencari satu proses alih politik di Suriah.


PBB, Rusia dan Amerika Serikat menyambut permufakatan gencatan senjata di Suriah pada kesempatan hari raya Idul Adha. - ảnh 1

Utusan Khusus PBB dan Liga Arab, Lakhdar Brahimi
(Foto: vietnamplus.vn)

Dalam pada itu, Tentara Suriah pada Kamis, (25 Oktober) menyatakan sepakat melaksanakan permufakatan gencatan senjata selama empat hari sehubungan dengan hari pesta Eid al Adha yang suci dari umat Muslim menurut gagasan yang diajukan oleh Utusan Khusus bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Liga Arab, Lakhdar Brahimi. Dalam satu pernyataan di depan layar televisi Suriah, tentara negara ini menegaskan bahwa semua operasi militer akan dihentikan sementara dari Jumat pagi, (26 Oktober) sampai 29 Oktober. Akan tetapi, tentara Suriah juga membela hak memberikan balasan kalau kelompok-kelompok bersenjata oposisi terus menyerang penduduk sipil dan kekuatan-kekuatan pemerintah. Sehari sebelum permufakatan tersebut menjadi efektif, pada hari Kamis, (25 Oktober) terus berlangsung baku hantam yang sengit antara pasukan pemerintah dan kekuatan oposisi di Suriah dengan tempat panas ialah front Aleppo, Suriah Utara. Kantor berita AFP mengutip para saksi dan Organisasi Pengawasan Hak Azasi Manusia Suriah (SOHR) yang memberitahukan bahwa kekuatan oposisi telah masuk kabupaten Ashafiyeh, tempat orang Kurdi di kota Aleppo sehingga menewaskan sembilan penduduk sipil dan 15 orang lain menderita luka-luka. Tentara pemerintah dan pasukan pembangkang juga mengalami bentrokan yang sengit di kota Aleppo. Situasi di ibu kota Suriah, Damaskus dan Suriah Tengah juga tidak tenteram./.

Komentar

Yang lain