Pembukaan Konferensi Internasional Masa depan Asia

(VOVworld) – Pada Kamis sore (23 Mei), di Tokyo (Ibukota Jepang), Konferensi ke-19 internasional Masa depan Asia telah resmi dibuka. Konferensi ini dihadiri oleh banyak pejabat, sarjana dari negara-negara, di antaranya ada Deputi Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Thien Nhan, PM Singapura, Lee Hsien Loong, Menteri Luar Negeri (Menlu) dari Jepang, Thailand, Filipina…dan lain lain.

Dengan tema: “Asia mencari jalan konektivitas dan integrasi”, pada hari pertama, para presenter telah berfokus membahas situasi ketegangan belakangan ini di kawasan Asia Tenggara dan masa depan Tiongkok dengan alih generasi pemimpin serta situasi ekonomi di kawasan. Ketika menyinggung ketegangan antara Tiongkok dan Filipina karena sengketa kedaulatan, Menteri Luar Negeri Filipina, Albert del Rosario menegaskan bahwa tuntutan “garis sembilan ruas” dari Tiongkok di Laut Timur merupakan pelanggaran yang serius terhadap Konvensi PBB tentang Hukum Laut.

Pembukaan Konferensi Internasional Masa depan Asia - ảnh 1
Panorama Konferensi
(Foto: vovworld.vn)

Sementara itu, Menlu Jepang, Fumio Kishida juga mengimbau penaatan hukum internasional dalam sengketa antar-negara di kawasan. Menlu Kishida menegaskan: “Ketegangan di Laut Timur dan Laut Tiongkok Timur semakin meningkat. Satu kawasan laut yang terbuka dan stabil secara jelas merupakan kepentingan bersama tidak hanya bagi kawasan, melainkan juga bagi komunitas internasional. Melalui hukum jadi bukan melalui kekuatan untuk mempertahankan ketertiban sejak dulu sampai sekarang, bersamaan itu penjaminan kebebasan dan keselamatan maritim merupakan faktor yang sangat tidak bisa kurang terhadap perdamaian dan kesejahteraan di kawasan".

Pada fihaknya, Deputi PM Vietnam, Nguyen Thien Nhan menekankan peranan pentingnya dari penguatan kerjasama dalam kawasan untuk mengatasi perbedaan dan menangani secara damai semua sengketa. Pada hari yang sama, PM Jepang, Shinzo Abe telah menerima Deputi PM Nguyen Thien Nhan.

Di sini, dua fihak telah sepakat bekerjasama secara erat guna membawa hubungan strategis berkembang semakin intensif, ekstensif dan efektif, serta berkoordinasi mengadakan even-even pada Tahun Persahabatan Vietnam-Jepang 2013 sehubungan dengan peringatan ultah ke-40 penggalangan hubungan diplomatik antara dua negara. Sehubungan dengan kesempatan ini, Deputi PM Nguyen Thien Nhan telah melakukan temu kerja dengan Ketua Badan kerjasama internasional Jepang (JICA) dan Ketua Koalisi Legislator persahabatan Vietnam-Jepang, Toshiro Nikai, menerima badan pimpinan Forum ekonomi Jepang-Vietnam, mengunjungi Institut Peneliti Fisio-kimia Jepang (Riken) dan menyaksikan upacara penanda-tanganan MoU kerjasama antara Pusat Penelitian sumber daya alam yang berkesinambungan Jepang dan Institut Genetika Pertanian Vietnam./.

Komentar

Yang lain