Pembukaan Konferensi ke-25 Para Pemimpin APEC 2017

(VOVWORLD) - Konferensi ke-25 Para Pemimpin APEC, peristiwa yang paling penting dalam kerangka Pekan Tingkat Tnggi APEC 2017 telah berlangsung di Kota Da Nang, Sabtu pagi (11 November). 
 
Pembukaan Konferensi  ke-25 Para Pemimpin APEC 2017 - ảnh 1

Panorama Konferensi  ke-25 Para Pemimpin  APEC 2017   (Foto: Kantor Berita Vietnam) 

Yang menghadiri konferensi ini ada Kepala delegasi dan pimpinan senior semua perekonomian anggota APEC, meliputi Sultan Brunei Darusalam, Hassanal Bolkiah, Presiden Cile, Michelle Bachelet, Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, PM Kanada, Justin Trudeau, Kepala Zona Administrasi Istimesa Hong Kong (Tiongkok), Lam Cheng Yuet-ngor, PM Selandia Baru, Jacinda Ardern, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, Presiden Indonesia, Joko Widodo, PM Malaysia, Najib Razak, Presiden Peru, Pedro Pablo Kuczynski, PM Papua New Guinea O’Neill, PM Singapua, Lee Hsien Long, PM Thailand, Prayuth Chan-ocha, Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto, Presiden Rusia, Vladimir Putin, Presiden Republik Korea, Moon Jae-in, Kepala delegasi Taipei (Tiongkok), Song Chuyu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Sekretaris Jenderal, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, PM Australia, Malcom Turnbull, Presiden negara tuan rumah Vietnam, Tran Dai Quang dan tamu undangan  konferensi ini yaitu ibu Christine Lagarde, Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF).
Setelah upacara penyambutan, Presiden Tran Dai Quang dan para Kepala delegasi dan pimpinan senior semua perekonomian anggota APEC melakukan sidang tertutup.
Di depan upacara pembukaan, Presiden Tran Dai Quang menekankan bahwa sejak Konferensi APEC pertama yang diadakan di Seattle, Amerika Serikat pada bulan November 1993, dengan pengarahan strategis ialah kerjasama ekonomi sebagai fundasi, menghapuskan rintangan-rintangan terhadap perdagangan dan investasi sebagai titik berat, APEC telah berhasil membuktikan kedinamisan, kemampuan menyesuaikan diri dan berganti untuk menjadi Forum ekonomi papan atas di kawasan, menjadi tenaga pendorong bagi pertumbuhan dan konektivitas ekonomi, memanifestasikan peranan memimpin dalam menangani semua tantangan global yang mendesak. Target-target Bogor tentang keterbukaan pintu, liberalisasi perdagangan dan investasi, masalah mendukung sistim perdagangan multilateral, berbagai strategi dan program tentang pertumbuhan konektivitas telah menjadi pengarahan jangka-panjang bagi aktivitas APEC, membuka ratusan bidang kerjasama kongkrit, di antaranya ada masalah-masalah perdagangan, investasi generasi baru, telah dan sedang memenuhi secara tepat waktu semua kebutuhan baru yang diajukan pada era digital.
Menurut Presiden Tran Dai Quang, setelah 10 tahun sejak krisis ekonomi dan keuangan global, ekonomi dunia sedang berada di proses pemulihan dan terus beradaptasi dalam menghadapi semua perubahan yang mendalam. “Revolusi industri keempat memberikan banyak kesempatan besar yang belum pernah ada kepada pekembangan dan pembaruan. Semua permufakatan global, terutama agenda tentang perkembangan yang berkesinambungan sampai tahun 2030 punya arti sejarah, memberikan pengarahan jangka panjang dalam mendorong kerjasama internasional demi perkembangan yang berkesinambungan. Latar belakang itu menuntut kepada APEC harus menegaskan dan mengembangkan peranan pelopor dalam mengusahakan tenaga-tenaga pendorong baru terhadap pertumbuhan perdagangan, investasi, konektivitas dan cara agar rakyat dapat menikmati secara setara keuntungan yang diberikan oleh proses globalisasi dan konektivitas ekonomi. Hanya dengan demikian, kita baru bisa memberikan sumbangan dan menegakkan kawasan Asia-Pasifik yang damai, stabil, dinamis, terkonektivitas dan makmur”.
Dengan tema: “Menciptakan dinamika baru, memupuk masa depan bersama”, Konferensi ke-25 Para Pemimpin Ekonomi APEC melakukan perbahasan secara kongkrit dan substantif tentang masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh APEC dan cara menangani semua kesulitan untuk menuju ke pembangunan masa depan bersama yang lebih baik.
Dengan peranan sebagai negara tuan rumah APEC 2017, Presiden Tran Dai Quang mengundang ibu Christine Lagarde, Direktur Eksekutif IMF menghadiri konferensi ini untuk berbagi penilaian-penilaian tentang ekonomi dunia, kawasan, prospek dan tantangan yang dihadapi oleh para anggota APEC guna membantu ekonomi kawasan pulih secara lebih mantap dan memasuki tahap pertumbuhan baru. Juga pada konferensi ini, ibu Lagarde akan mengeluarkan saranan-saranan kebijakan tentang dinamika baru agar Asia-Pasifik terus menjadi lokomotif pertumbuhan dan konektivitas pada waktu mendatang.

Berita Terkait

Komentar

Yang lain