Pemerintah Perancis mengakui adanya kelemahan di bidang keamanan setelah kasus-kasus huru-hara

(VOVWORLD) - Pemerintah Perancis, pada Minggu (17/3), mengakui bahwa langkah-langkah keamanan belum cukup ketat untuk mencegah bahaya-bahaya yang menimbulkan meledaknya kekerasan dalam demonstrasi-demonstrasi yang berlangsung sehari sebelumnya di sepanjang jalan Champs-Elysees di Paris, Ibukota Perancis.

Dalam demonstrasi-demonstrasi pada Sabtu (16/3), pasukan polisi sama sekali diungguli oleh massa pengunjuk rasa dan tidak bisa mencegah tindakan-tindakan kekerasan dan perusakan, sehingga kira-kira 80 toko dan badan usaha telah dihancurkan. Terhitung sampai sekarang, 200 anasir ekstrimis telah ditangkap. Polisi Paris memberitahukan bahwa ada 60 orang yang telah menderita luka-luka dalam bentrokan-bentrokan, di antaranya ada 17 polisi, 1 polisi pemadam kebakaran dan 42 pengunjuk rasa.

Perdana Menteri Edouard Philippe, pada pertemuan dengan Presiden Emmanuel Macron, pada Senin pagi (18/3), mengusulkan langkah-langkah untuk memperkuat kemampuan menjamin agar unit-unit keamanan siap memberikan reaksi yang gigih dalam semua situasi.

Komentar

Yang lain