Pemimpin Partai Republik di DPR AS, Kevin McCarthy (Foto: Reuters)

Dalam pemilihan paruh waktu baru-baru ini, Partai Republik telah merebut kendali atas DPR, oleh karena itu, aksentuasi pemilihan Ketua DPR berkisar pada kandidat Kevin McCarthy, orang yang pernah menjadi pemimpin faksi minoritas di badan ini. Namun, McCarthy tidak memperoleh 218 suara yang diperlukan setelah enam putaran pemungutan suara selama dua hari berturut-turut pada 3 dan 4 Januari. Pada hari ke-3, hingga Kamis sore (5 Januari) waktu AS, setelah tiga putaran pemungutan suara berturut-turut, skenario tetap tidak berubah. McCarthy hanya mendapatkan 201 suara, bahkan lebih rendah dari pada 212 suara yang dicapai Hakeem Jeffries dari Partai Demokrat.

McCarthy pernah memikul jabatan sebagai pemimpin faksi minoritas di DPR dan mencalonkan diri untuk menggantikan Nancy Pelosi, posisi kekuasaan yang kedua dalam daftar suksesi kepresidenan. Namun, ia tengah menghadapi penolakan keras dari sayap kanan Partai Republik.

Kegagalan dalam pemilihan Ketua DPR juga menunjukkan perpecahan di dalam Partai Republik dan menunda upaya partai ini dalam melaksanakan berbagai prioritas secara cepat, di antaranya, penyelidikan terhadap pemerintahan dan keluarga Presiden Joe Biden, persoalan ekonomi, kemandirian energi, dan keamanan perbatasan.