Perancis dan Jerman membela permufakatan nuklir Iran

(VOVWORLD) - Presiden Perancis, Emmanuel Macron, pada Minggua (22 April), telah memberitahukan bahwa dia tidak punya “Rencana B” bagi permufakatan nuklir Iran, bersamaan itu, memperingatkan Amerika Serikat (AS) jangan menarik diri dari permufakatan ini. 
Perancis dan Jerman membela permufakatan nuklir Iran - ảnh 1  Presiden Perancis, Emmanuel Macron (kiri) dan Kanselir Jerman, Angela Merkel (Foto: VNA)

Pernyataan tersebut yang dikeluarkan oleh pemimpin Perancis sehari sebelum kunjungan-nya di AS. Presiden Emmanuel Macron menilai permufakatan nuklir pada tahun 2015 (atau Rencana Aksi Bersama Komprehensif – JCPOA) yang ditandatangani antara Iran dan Kelompok P5+1 (termasuk 5 anggota harian Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang yaitu Inggris, Perancis, Rusia, Tiongkok, AS plus Jerman) untuk mengekang ambisi nuklir Iran, belum sama sekali sempurna. Tapi, Presiden Perancis mengatakan bahwa tidak ada opsi yang lebih baik dan akan berseru kepada Presiden AS untuk jangan menarik diri dari JCPOA.

Pada hari yang sama, Kanselir Jerman, Angela Merkel juga membela JCPOA, menegaskan satu permufakatan nuklir meskipun tidak sempurna tapi masih lebih baik dari pada tidak ada permufakatan.

Pernyataan para pemimpin Perancis dan Jerman dikeluarkan pada latar belakang akan sampai batas terakhir yaitu tanggal 12/5 Presiden AS, Donald Trump meminta supaya merevisi permufakatan nuklir JCPOA, kalau tidak AS akan menarik diri dari permufakatan itu dan menerapkan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran. Tapi, Iran menyatakan akan tidak melakukan tuntuhan apapun selain JCPOA dan juga tidak menerima pengubahan permufakatan ini.

 

Komentar

Yang lain