Perancis telah menetapkan nama biang keladi pemberondongan senapan

 (VOVworld) – Polisi Perancis  telah menetapkan nama tiga penembak dalam serangan terhadap Kantor Redaksi Majalah Charlie Hebdob pada Rabu (7 Januari). Dua diantara tiga penembak itu adalah kakak beradik, Said Kouachi dan Cherif Kouachi, berkewarganegaraan Perancis. Penembak yang lain adalah Hamyd Mourad, 18 tahun yang belum dikonfirmasikan kewarganegaraan-nya. Semua penembak ini dianggap berhubungan dengan satu jaringan teroris Yaman. Dokumen Polisi Perancis menunjukkan bahwa pada tahun 2008, Cherif Kouachi pernah dijatuhi  hukuman penjara 18 bulan karena tersangkut dengan  tindakan membantu kaum teroris.

 Perancis telah menetapkan nama biang keladi pemberondongan senapan - ảnh 1
Pasukan khusus Perancis.
(Foto:www.ngaynay.vn.)


      Ketika berbicara di depan Televisi pada Rabu malam (7 Januari), Presiden Perancis, Francois Hollande telah menyatakan melakukan belasungkawa selama 3 hari untuk mengenakan para korban dalam insiden senapan ini. Presiden Perancis, Francois Hollande menyatakan akan memburu, mengadili dan menjatuhkan hukuman setimpal terhadap para pelaku kejahatan itu. Dia juga menyerukan kepada rakyat Perancis supaya bersatu, karena itu merupakan senjata yang paling kuat dari negara Perancis untuk membela kebebasan dan melawan tindakan-tindakan yang kejam. Sementara itu, pada Rabu malam (7 Januari) lebih dari 100.000 warga Perancis  telah berkumpul  di Paris, Ibukota Perancis dan di kira-kira 15 propinsi dan kota di seluruh negeri Perancis untuk menyatakan solidaritas dengan para wartawan Kantor Redaksi Majalah Charlie Hebdob, bersamaan itu mengutuk keras tindakan pembunuhan  tersebut.

          Komunitas internasional juga mengutuk keras pemberondongan senapan itu. Pernyataan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) antara lain menyatakan kutukan yang keras bahwa tindakan teror itu tidak bisa diampuni. Ketua Dewan Uni Eropa, Donald Tusk menegaskan bahwa perang terhadap `segala bentuk teror perlu diperkuat. Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menyatakan bahwa Washington akan memberikan semua bantuan yang perlu untuk “membantu membawa para pelaku kejahatan itu kedepan  pengadilan”.

          Sementara itu, Perdana Menteri India, Narendra Modi menekankan bahwa New Delhi akan bersolidaritas dengan penduduk Perancis. Liga Arab dan pimpinan banyak negara telah menyatakan duka cita dan mengutuk keras serangan teror  di Paris. Bersangkutan dengan kasus di atas, salah seorang pelaku tembakan senapan di Paris yang mengakibatkan 12 orang tewas itu telah menyerahkan kepada Polisi pada pukul 23 Rabu malam (7 Januari) pukul 5 menurut WIB pada Kamis (8 Januari). Tersangka tersebut berusia 18 tahun, namanya Hamyd Mourad. Hamyd Mourad sedang ditahan untuk menunggu interogasi. Polisi juga telah memasang  gambar dua tersangka  yang lain dan menyebarkan perintah pemburuan terhadap dua tersnagka ini, yaitu Cherif Kouachi, 32 tahun dan abang-nya Said Kouchi, 34 tahun. Sementara itu, di Berlin, pejabat  jerman  menenangkan penduduk terhadap kecemasan atas serangan teror  di negara ini. Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Maiziere memberitahukan bahwa kalangan pejabat keamanan Jeman dan Perancis  sedang berhubungan erat untuk bertukar informasi keamanan.

Di Inggris, Perdana Menteri Inggris, David Cameron menyelenggarakan sidang Komisi Darurat (Cobra) pada Kamis pagi (8 Januari). Kementerian Luar Negeri Inggris juga memperingatkan: “ada-nya ancaman tinggi tentang terorisme” dan “serangan-serangan membabi burta yang bisa terjadi”.

Pada Kamis pagi (8 Januari), pada pukul 7.15 (jam Paris), seorang polisi dan seorang lain telah menderit luka-luka parah dalam pemberondongan senapan di dekat Porte de Chantillon di sebelah Selatan kota Paris, Perancis. Menurut para saksi, pelaku tembakan senapan ini adalah seorang laki-laki. Sekarang ini satu obyek yang dicurigai telah ditangkap. Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuve telah menginggalkan sidangnya di Istana Elysee untuk datang ke tempat kejadian tembakan tersebut./.


Komentar

Yang lain