Perang di Suriah telah berubah menjadi bentuk baru

(VOVWORLD) - Presiden Suriah, Bashar Al Assad, pada Minggdu (10/3), memberitahukan bahwa negara ini sedang mengalami pengepungan ekonomi pada latar pemerintah Damaskus harus menghadapi sanksi-sanksi internasional selama 8 tahun ini.

Pernyataan ini dikeluarkan Presiden Suriah, Bashar Al Assad dalam rangka pertemuan dengan Asisten Menteri Luar Negeri Tiongkok, Chen Xiao Tong di Damaskus, Ibukota Suriah. Presiden Bashar Al Assad menganggap bahwa perang di Suriah telah berubah menjadi bentuk baru ialah perang ekonomi dan pengepungan. Instrumen politik internasional telah berubah. Diganti dengan dialog, kekuatan-kekuatan asing menggunakan pendekatan lain yang terdiri dari pemboikotan, penarikan Duta Besar, pengepungan ekonomi dan terorisme. Presiden Bashar Al Assad juga melukiskan pasukan oposisi dan pasukan Islam ekstrim sebagai anasir-anasir teroris.

Amerika Serikat dan Uni Eropa mengenakan serangkaian sanksi-sanksi terhadap para pejabat Suriah sejak bentrokan terjadi di negara ini pada tahun 2011. Banyak negara memutuskan penutupan Kedutaan Besar di Damaskus, pada saat beberapa negara lain mempersempit keberadaannya di Suriah. Liga Arab juga telah menangguhkan keanggotaan Suriah sejak bulan November, 2011. Bentrokan di Suriah sehingga 360000 orang tewas dan jutaan orang harus meninggalkan rumahnya. Pemerintah Damaskus memprakirakan kerugian di bidang pertambangan sebanyak 74 miliar USD sejak perang sipil terjadi.

Komentar

Yang lain