PM Vietnam, Pham Minh Chinh (tengah), Presiden Dewan Eropa, Charles Michel (kiri), dan Presiden Komisi Eropa, Ursula Von der Leyen (Foto: Vu Khuyen/VOV)

Ketika berbicara di KTT tersebut, PM Pham Minh Chinh menekankan bahwa kedua  belah pihak perlu memperkuat visi, memperbarui pola pikir, bertindak, dan mempromosikan hubungan kemitraan strategis untuk berkembang secara setara dan adil, mengharmoniskan kepentingan serta berbagi risiko. Ia menegaskan bahwa Vietnam selalu bersinergi dengan badan-badan usaha Uni Eropa yang berinvestasi dan berbisnis di Vietnam. Bersamaan dengan itu, dia meminta Uni Eropa untuk  giat menghapuskan “kartu kuning” IUU terhadap hasil perikanan Vietnam dan segera meratifikasi Perjanjian Proteksi Investasi Vietnam-Uni Eropa.

PM Pham Minh Chinh meminta ASEAN dan Uni Eropa untuk memposisikan perdamaian sebagai tujuan, dialog  dan kerja sama sebagai instrumen, menjunjung tinggi supremasi hukum, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan nilai-nilai bersama. Ia menegaskan pendirian ASEAN tentang Laut Timur, meminta ASEAN, Uni Eropa, dan  seluruh negara untuk berupaya mewujudkan Laut yang damai, stabil, penuh kerja sama, dan berkembang secara berkesinambungan. Terkait konflik Ukraina, PM Pham Minh Chinh menyampaikan  perlunya  menghargai kepentingan yang sah dan adil, khususnya mengutamakan  penghentian konflik, melindungi  infrastruktur esensial, jiwa, dan harta benda  warga.

KTT Peringatan HUT ke-45 hubungan ASEAN-Uni Eropa mengesahkan Pernyataan Bersama mengenai hasil-hasil yang telah dicapai selama 45 tahun ini dan arah kerja sama ke depan.