Presiden sementara Brasil mengumumkan daftar kabinet

(VOVworld) – Wakil Presiden Brasil, Michel Temer, Jumat pagi (13/5) menurut WIB, telah mengumumkan daftar kabinet baru setelah mendapat pemberitahuan dari Majelis Tinggi negara ini menjadi Presiden sementara sebagai pengganti Dilma Rousseff. Michel Temer telah mengangkat Mantan Presiden Bank Sentral, Henrique Meirelles menjadi Menteri Ekonomi. Jabatan Menteri Luar Negeri diserahkan kepada Jose Serra, anggota Partai Sosial Demokrat Brasil (PSDB), partai oposisi utama pimpinan Rousseff. Eliseu Padilha, anggota Partai Gerakan Demokratik Brasil (PMDB) pimpinan Michel Temer, akan menjadi Kepala Kantor Kabinet. Dalam pidato pertama dengan martabat baru, Michel Temer percaya bahwa perekonomian yang paling besar di Amerika Latin akan bisa mengatasi krisis sekarang dengan situasi kemerosotan yang serius, instabilitas politik dan korupsi. Dia mengimbau kepada semua Partai Politik, para pemimpin, organisasi dan rakyat Brasil supaya bersatu untuk memulihkan Tanah Air.


Presiden sementara Brasil mengumumkan daftar kabinet - ảnh 1
Presiden sementara Brasil, Michel Temer
(Foto: AP)


Sementara itu, ketika diinterviu televisi, Dilma Rousseff terus menuduh bahwa apa yang sedang berlangsung di negara ini merupakan satu kudeta dan menegaskan akan berjuang habis-habisan dan dengan semua prosedur hukum yang perlu untuk membuktikan dirinya tidak bersalah.

Ketika memberikan reaksi terhadap perkembangan terkini di gelanggang politik Brasil, Jurubicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Stephane Dujarric memberitahukan bahwa Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Ban Ki-moon sedang memantaui secara ketat semua perkembangan di Brasil, bersamaan itu mengimbau kepada semua pihak supaya mengekang diri dan mendorong dialog. Jurubicara Gedung Putih, Josh Earnest menegaskan akan menghormati semua institusi, tradisi dan prosedur Pemerintah, bersamaan itu percaya bahwa Brasil akan cepat mengatasi krisis tersebut. Sementara itu, negara tetangga Venezuela berpendapat bahwa apa yang sedang terjadi terhadap Rousseff merupakan “satu kudeta” dan satu serangan terhadap Kepala Negara.

Berita Terkait

Komentar

Yang lain