Promosikan Kerja Sama antara Vietnam dan Uganda Jadi Intensif dan Efektif

(VOVWORLD) - Atas undangan Presiden Viet Nam, Nguyen Xuan Phuc, Presiden Uganda, Yoweri Kaguta Museveni, memimpin delegasi tingkat tinggi Uganda untuk melakukan kunjungan resmi ke Viet Nam sejak 23 hingga 25 November 2022. 
Promosikan Kerja Sama antara Vietnam dan Uganda Jadi Intensif dan Efektif - ảnh 1Panorama pembicaraan  (Foto: vna)

Pada Kamis pagi (24 November), setelah upacara penyambutan resmi yang diadakan di Kota Hanoi, Presiden Nguyen Xuan Phuc melakukan pembicaraan dengan Presiden Yoweri Kaguta Museveni.

Pada pembicaraan tersebut, Presiden Nguyen Xuan Phuc meminta Uganda untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi ekspor-impor komoditas unggulan yang dimiliki masing-masing pihak, di antara Vietnam mengimpor kapas dan kayu dari Uganda dan Uganda mengimpor bahan pangan, makanan olahan, barang garmen, bahan bangunan, kendaraan transportasi, onderdil, peralatan telekomunikasi, dan sebagainya dari Vietnam. Presiden Nguyen Xuan Phuc percaya bahwa Uganda akan menyelenggarakan dengan sukses Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Nonblok pada tahun 2023 dan menyelesaikan dengan terkemuka peran Ketua Gerakan Nonblok masa bakti 2023-2026.

Pada pihaknya, Presiden Yoweri Kaguta Museveni, menyambut baik Vietnam yang terpilih menjadi anggota Dewan Hak Asasi Manusia masa bakti 2023-2025. Ia percaya bahwa Vietnam akan terus memberikan kontribusi yang efektif pada upaya menjaga perdamaian, keamanan, dan pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kedua pemimpin tersebut menyetujui orientasi konkret untuk mempromosikan kerja sama bilateral menjadi intensif dan efektif. Kedua belah pihak sepakat terus mengembangkan koordinasi erat dan saling mendukung di forum-forum multilateral, terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Gerakan Nonblok, menjadi jembatan penghubung satu sama lain untuk menjalin hubungan dengan beberapa organisasi regional seperti Komunitas Afrika Timur (EAC) dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Kedua pemimpin menekankan pentingnya kerja sama pertanian, menganggapnya sebagai salah satu pilar kerja sama bilateral. Kedua pihak sepakat memperluas kerja sama ke sektor-sektor yang potensial seperti pendidikan, pelatihan, informasi, komunikasi, pertahanan, keamanan, kesehatan, teknologi informasi, permigasan, penelitian, dan produksi vaksin. Kedua pihak juga membahas beberapa isu regional dan internasional yang menjadi minat bersama.

Setelah pembicaraan tersebut, kedua pemimpin menyaksikan upacara penandatanganan beberapa naskah kerja sama yaitu Perjanjian Bebas Visa bagi Orang yang Berpaspor Diplomatik dan Dinas; empat MoU tentang kerja sama di bidang diplomatik, pendidikan, informasi, komunikasi, dan teknik pertanian.

Komentar

Yang lain