RDR. Korea membantah memasukkan masalah penculikan dalam perundingan Jepang-RDR. Korea.

(VOVworld)- Republik Demokrasi Rakyat Korea membantah kemungkinan memasukkan masalah mata-mata Republik Demokrasi Rakyat Korea yang menculik orang Jepang kedalam putaran perundingan selanjutnya dengan Pemerintah Jepang.


RDR. Korea membantah memasukkan masalah penculikan dalam perundingan Jepang-RDR. Korea. - ảnh 1

Ilustrasi
(Foto: viet.rfi.fr)

Menurut Kantor Berita Sentral Korea, juru bicara Kementerian Luar Negeri ini (Kemlu), pada Rabu, 5 September memberitahukan bahwa pernyataan pemerintah Jepang bahwa Republik Demokrasi Rakyat Korea harus sepakat memasukkan masalah penculikan kedalam isi putaran perundingan selanjutnya adalah sepenuhnya berlainan dengan kenyataan. Kemlu Republik Demokrasi Rakyat Korea juga menyatakan bahwa pemutar-balikan yang dilakukan oleh Jepang bermaksud menggunakan masalah menyampaikan tulang belulang orang Jepang untuk tujuan politik yang tidak jernih. Republik Demokrasi Rakyat Korea meminta kepada Jepang supaya memprioritaskan perbahasan tentang masalah penyampaian tulang belulang orang Jepang yang tewas di semenanjung Korea dalam periode akhir perang Republik Demokrasi Rakyat Korea.

          Masalah mengembalikan tulang belulang orang Jepang dianggap sebagai alasan bagi dua negara untuk mengadakan perundingan antara dua pemerintah setelah 4 tahun terputus. Pada perundingan yang diadakan di Beijing  akhir bulan Agustus lalu, dua pihak telah sepakat mengadakan perundingan selanjutnya di tingkat yang lebih tinggi secepat mungkin untuk bisa berbahas tentang semua masalah yang menjadi minat besama. Dengan permufakatan itu, Pemerintah Jepang menyatakan bahwa masalah penculikan akan dimasukkan kedalam isi putar perundingan selanjutnya. Akan tetapi, pernyataan Kemlu RDR.Korea telah  memberikan bayangan hitam terhadap kemungkinan diteruskankanya semua perundingan antara Jepang dan RDR.Korea karena masalah penculikan adalah masalah yang sensitif di Jepang dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah negara ini./.

Komentar

Yang lain