Pada 15 Januari, Kantor Berita Sentral Korea (KCNA) mengumumkan bahwa latihan perang tersebut bertujuan “memeriksa dan menilai tingkat kemahiran dalam aktivitas-aktivitas tempur” dari unit tersebut.

Sebelum peluncuran tersebut, RDRK juga telah melaksanakan dua ujicoba senjata yang dinyatakan negara ini sebagai “rudal hipersonik” pada 5 Januari dan 11 Januari lalu. Ini dianggap sebagai gerak-girik yang jelas untuk menuju pembangunan sistem senjata baru dan modern dalam konteks perundingan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) mengalami kemacetan.

Pada 14 Januari, AS mencela peluncuran yang dilakukan RDRK pada hari yang sama, yang dianggap Republik Korea sebagai peluncuran dua rudal balistik, menganggapnya sebagai ancaman terhadap negara-negara tetangga RDRK serta komunitas internasional. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS menunjukkan, Washington tetap mempertahankan cara pendekatan diplomatik terhadap RDRK, mengimbau negara ini agar ikut berdialog. Pernyataan menegaskan kembali komitmen AS terhadap Republik Korea dan Jepang.