Reaksi berbagai negara setelah peluncuran rudal RDRK

(VOVWORLD) - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump,pada Rabu (29 November), telah melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping tentang peluncuran rudal jarak jauh terkini oleh Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK), pada pagi hari yang sama. 

 Sementara itu, pemimpin AS tersebut meminta kepada timpalannya dari Tiongkok supaya menggunakan semua cara yang bisa dilakukan untuk mencegah semua tindakan provokatif Pyong Yang dan menyatakan akan mengenakan lagi sanksi-sanksi yang lebih keras terhadap RDRK.

Reaksi berbagai negara setelah peluncuran rudal RDRK - ảnh 1 Presiden AS, Donal Trump (Foto: Yonhap)

Pada fihaknya, Presiden Xi Jinping juga menekankan bahwa Tiongkok ingin mempertahankan kanal-kanal perhubungan dengan AS dan semua fihak yang bersangkutan, bekerjasama memecahkan masalah nuklir RDRK memalui dialog dan perundingan.

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman, Sigmar Gabriel menyatakan bahwa Berlin mengutuk keras peluncuran rudal oleh Pyong Yang pada Rabu (29 November), bersamaan itu menunjukkan bahwa dia akan memanggil Duta Besar (Dubes) RDRK untuk memprotes tindakan ini.

Pada perkembangan yang bersangkutan, pada pembicaraan telepon pada Rabu (29 November), Presiden Republik Korea, Moon Jae-in dan Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe sepakat meminta kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) supaya meningkatkan sanksi-sanksi terhadap RDRK.

Pemerintah Rusia, pada Rabu (29 November), telah mengutuk peluncuran rudal terkini oleh  RDRK dan menganggap ini sebagai tindakan provokatif dari Pyong Yang, bersamaan itu menyerukan kepada semua fihak supaya tenang dan jangan membolehkan situasi di semenanjung Korea berkembang menurut skenario yang buruk.

Kementerian Luar Negeri Inggris, pada Rabu (29 November), telah memberitahukan bahwa negara ini telah memanggil Dubes  RDRK di Inggris untuk memprotes peluncuran rudal interkontinental oleh Pyong Yang pada hari yang sama.

Juga pada Rabu (29 November), Dewan Keamanan PBB, telah mengadakan pertemuan darurat tentang peluncuran rudal balistik yang paling mutakhir sejak dulu sampai sekarang ini yang dilakukan RDRK. Pada pertemuan ini, Dubes AS untuk PBB, Nikki Haley menyerukan kepada PBB supaya memperkuat sanksi terhadap RDRK melalui langkah-langkah seperti melucuti hak dan hak istimewa RDRK di PBB, di antaranya ada hak pemungutan suara, mendesak semua negara supaya memutuskan semua hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Pyong Yang.

Bersangkutan dengan masalah ini, dalam jumpa pers Kementerian Luar Negeri Vietnam, Kamis (30/11), Jurubicara Kemlu Vietnam, Ibu Le Thi Thu Hang menunjukkan: "Vietnam merasa cemas tentang peluncuran rudal balistik oleh RDRK pada 29/11/2017 lalu, melanggar secara serius resolusi-resolusi yang bersangkutan dari PBB dan meningkatkan ketegangan di kawasan. Vietnam secara konsekuen mendukung semua upaya mendorong dialog dan memeprtahankan perdamaian di semenanjung Korea..."


Komentar

Yang lain