Reaksi yang bertentangan tentang pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem

(VOVWORLD) - Tanpa memperdulikan protes dari banyak negara di dunia, pada pukul 16.00, Senin (14/5), waktu lokal, Amerika Serikat (AS) resmi membuka Kedutaan Besarnya di Yerusalem.
Reaksi yang bertentangan tentang pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem - ảnh 1Dubes AS di Israel, David Friedman menghadiri acara peresmian Kedutaan Besar baru AS (Foto: Reuters)

Banyak negara, di antaranya ada para sekutu AS telah memprotes gerak-gerik AS tersebut. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Israel memberitahukan bahwa ada 86 Duta Besar negara-negara yang diundang menghadiri acara tersebut, tapi sampai 70% jumlah undangan menolak hadir. Jurubicara Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May menegaskan bahwa negara ini tidak berencana memindahkan Kedutaan Besar di Israel ke Kota Yerusalem, bersamaan itu menekankan bahwa London tidak menyetujui keputusan pemindahan Kedutaan Besar AS tersebut.

Pada hakekatnya AS hanya sementara memindahkan Kedutaan Besar baru dengan satu kelompok staf ke Konsulat Jenderal AS di kawasan Arnona, di Yerusalem, sampai saat bisa menemukan kawasan baru untuk membangun baru kawasan perkantoran sebelum akhir tahun 2019, tempat dimana Duta Besar dan para personel diplomatik bisa tinggal dan bekerja.

Keputusan memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel ke Yerusalem tersebut sedang meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah, membuat proses perdamaian yang sedang lambat di kawasan semakin menjadi sulit. Pada Senin (14/5), banyak negara di dunia menyatakan kecemasan atas acara peresmian Kantor diplomatik AS di Yerusalem pada hari yang sama.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Liga Arab, Ahmed Abul Gheit mencela negara-negara peserta acara peresmian Kedutaan Besar AS di Yerusalem. Menurut dia, gerak-gerik AS tersebut “merupakan langkah yang sangat berbahaya, melanggar secara serius hukum internasional dan semua resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa”.

Juru bicara Presiden  Palestina, Nabil Abu Rdeineh menyatakan bahwa gerak-gerik AS tersebut hanya “menghasut dan menimbulkan instabilitas” di kawasan, bersamaan itu menolak peranan AS sebagai satu perantara rekonsiliasi dalam proses perdamaian di Timur Tengah.

Para pemimpin Islam di Mesir juga mencela keputusan AS, menganggap pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem sebagai tindakan provokatif terhadap 1,5 miliar umat Muslim di seluruh dunia. Dalam satu pernyataannya, Kemlu Iran mengimbau kepada komunitas Islam supaya bersatu menentang keputusan AS tersebut, bersamaan itu memperingatkan akibat yang bisa terjadi dari keputusan ini. Sementara itu, Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani memperingatkan bahwa gerak-gerik AS tersebut akan meniup ketegangan-ketegangan di Timur Tengah.

Pada hari yang sama, Kepala Staf Kabinet Jepang, Yoshihide Suga juga menyatakan kecemasan atas pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Kota Yerusalem, tanpa memperdulikan protes dari banyak negara. Dia menegaskan pendirian Tokyo bahwa masalah-masalah yang konversial dan status kota ini harus ditangani melalui perundingan antara Israel dan Palestina.

Para Menlu negara-negara Eropa seperti Perancis dan Rusia juga mencela keputusan AS tersebut sebagai tidak bijaksana dan bisa meningkatkan ketegangan.

Sementara itu, Republik Czech beserta Hungaria dan Romania telah memblokade persiapan untuk mengeluarkan pernyataan bersama Uni Eropa, satu pernyataan yang mencela pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem dan berkomitmen akan tidak memindahkan Kedutaan Besar negara-negara ini di Israel.

Komentar

Yang lain