Republik Korea mempelajari menambah sanksi-sanksi sepihak terhadap RDR.Korea

(VOVworld) – Pemerintah Republik Korea, Jumat (4/3) memberitahukan bahwa negara ini sedang mempelajari menambah sanksi-sanksi sepihak terhadap Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDR.Korea) setelah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengesahkan resolusi sanksi baru yang keras terhadap Pyong Yang pada Kamis (3/3).


Republik Korea mempelajari menambah sanksi-sanksi sepihak terhadap RDR.Korea - ảnh 1
Satu peluncuran rudal RDR.Korea
(Foto: Reuter-KCNA-vietnamplus.vn)

Pada jumpa pers periodik pada hari yang sama, juru bicara Kementeri Penyatuan Republik Korea, Jeong Joon-hee menekankan bahwa pemerintah negara ini sedang berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan lingkungan dimana RDR.Korea akan menyedari bahwa tidak bisa hidup terus bersama dengan senjata nuklir dan tidak ada pilihan lain, selain harus menjalankan perubahan. Dia juga memberitahukan bahwa Republik Korea sedang mempertimbangkan langkah-langkah kongkrit, mempelajari bermacam-macam langkah dan akan  cepat mengumumkannya pada waktu mendatang.

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang, Fumio Kishida mencela program pengembangan nuklir RDR.Korea adalah “tidak bisa diterima. Juga pada hari yang sama, ketika menjawab pertanyaan para wartawan tentang peluncuran tembakan terkini yang dilakukan oleh RDR.Korea, Duta Besar Rusia di PBB, Vitaly Churkin menyatakan peluncuran rudal atau peluru meriam yang dilakukan oleh RDR.Korea pada Kamis (3/3) memperlihatkan bahwa Pyong Yang telah tidak menarik pelajaran manapun dari paket sanksi terbaru yang dikenakan oleh Dewan Keamanan PBB pada pekan ini. Dalam pada itu, Duta Besar Jepang di PBB, Motohide Yoshikawa menyatakan bahwa itulah reaksi RDR.Korea terhadap semua sanksi dari PBB dan mereka mungkin akan terus melakukan tindakan serupa.


Komentar

Yang lain