Tentara Irak mengontrol sepenuhnya Kota Kirkuk. (Foto: internet)

Setelah huru hara berlangsung selama 4 jam, pasukan Peshmerga dan ribuan militan yang berhubungan dengan Partai-Partai dari orang Kurdi  terpaksa menarik diri dari Kirkuk. Perdana Menteri (PM), sekaligus Panglima Umum Bersenjata Irak, Haider al-Abadi memerintahkan semua serdadu supaya memasang bendera Irak di semua kawasan sengketa, di- antaranya ada Kota Kirkuk.

Dalam satu pernyataan, PM al-Abadi menyerukan kepada pasukan-pasukan milisia Peshmerga dari kaum Kurdi supaya melaksanakan tugas  dibawah pimpinan Pemerintah Federal dengan martabat sebagai satu bagian dari pasukan bersenjata Irak.

Turki mendukung operasi yang dilakukan tentara dari pemerintah Irak di Kota Kirkuk. Sementara itu, penasehat senior dari pemimpin spirituil Iran, Ayatollah Ali Khamenei menganggap bahwa penarikan diri oleh kaum milisia  Peshmerga dari Kota Kirkuk telah menempatkan titik berhenti untuk “satu intrik berbahaya yang menimbulkan kerugian terhadap keamanan regional”.

Pada hari yang sama, ketika berbicara di depan kalangan pers di Gedung Putih, Presiden Donald Trump menyatakan bahwa Washington telah mempertahankan hubungan yang baik dengan pasukan orang Kurdi dan mendukung Pemerintah Irak, namun negara ini akan tidak memihak fihak manapun dalam sengketa  antara dua fihak.